Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Tradisi Kuno Masyarakat Jepang, Membuang Orang Tua ke Hutan
6 Januari 2022 14:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap negara dimanapun pasti memiliki tradisi unik, termasuk Jepang . Salah satu tradisi yang sangat kental di Jepang adalah Ubasute.
ADVERTISEMENT
Ubasute, yakni tradisi membuang orang tua atau kerabat yang sudah renta ke hutan atau daerah terpencil. Tradisi ini terdengar aneh, namun disebut-sebut sudah lama dilakoni masyarakat Jepang kuno, dikutip dari Ancient-Origins.
Ubasute memang sudah tak pernah lagi dipraktikkan lagi di zaman modern.
Ubasute sendiri memiliki arti 'meninggalkan seorang wanita tua'. Selain itu, ubasute dikenal juga sebagai oyasute, yang berarti 'meninggalkan orang tua'.
Ubasute adalah jenis senisida (pembunuhan orang tua) di mana orang tua ditinggalkan di gunung atau tempat terpencil lainnya untuk menuju kematiannya.
Hutan lebat di dekat kaki barat laut Gunung Fuji menjadi salah satu tempat yang dianggap begitu populer untuk melakukan Ubasute di masa lalu. Tempat itu dikenal sebagai Aokigahara dan dikenal juga sebagai Jukai, yang berarti 'Lautan Pohon'.
ADVERTISEMENT
Tradisi Ubasute disebut-sebut berasal dari sebuah kisah di India yang datang melalui China pada abad ke-6. Kisah itu bercerita tentang seorang raja yang membenci orang tua.
Saking bencinya, raja tersebut membuat peraturan yang dianggal nyeleneh, yakni membuang orang tua yang telah berusia lebih dari 70 tahun ke tempat pengasingan. Orang-orang yang tidak mau mengikuti peraturan raja akan dihukum berat. Untuk itu, semua orang mau tidak mau mengikuti peraturan raja meskipun mereka tak ingin.
Salah satu kisah ubasute lain yang paling terkenal adalah Ubasuteyama, yang berarti Gunung Ubasute. Dalam cerita rakyat ini, seorang ibu tua dibawa ke gunung oleh putranya dengan maksud untuk meninggalkannya.
Meski begitu, tidak ada bukti kuat bahwa ubasute umum dipraktikkan di masa lalu. Hingga kini ubasute terbatas menjadi cerita rakyat saja.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, di era modern, praktik ubasute dihidupkan kembali oleh beberapa masyarakat. Hal itu, pada tahun 2015 lalu, seorang pria berusia 63 tahun didakwa karena membuang kakak perempuannya yang lumpuh di lereng gunung untuk meninggal pada tahun 2011.
Sementara dalam laporan lain, seorang wanita ditangkap karena membuang ayahnya yang sudah lanjut usia di halte layanan jalan raya pada 2018.
Selanjutnya, akibat faktor kemiskinan, semakin banyak orang yang membawa kerabat yang sudah lanjut usia ke rumah sakit dan lembaga amal untuk diadopsi.
Dari laporan-laporan itu, jelas bahwa tradisi ubasute telah melegenda bagi masyarakat Jepang selama berabad-abad. (ace)