Strategi Perang Ala Rasulullah yang Banyak Diadopsi Militer Dunia Saat Ini

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2021 16:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Foto: Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Pinterest
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nabi Muhammad SAW merupakan panglima militer terbesar, tangguh, dan berani dalam sejarah Islam. Tercatat banyak sekali perang yang dipimpin oleh Rasulullah.
ADVERTISEMENT
Banyak literasi menyebutkan, bahwa Nabi Muhammad tidak pernah memulai peperangan sama sekali. Sebab, beliau berusaha semaksimal mungkin supaya tidak ada pertumpahan darah manusia dan tidak pernah berniat menyakiti siapapun.
Disarikan dari Ensiklopedi Muhammad: Muhammad Sebagai Pemimpin Militer. Perang dilakoni Nabi Muhammad dan pasukan karena senantiasa ingin melindungi keyakinanya dari serangan orang-orang kafir. Sejarah mencatat, kaum kafir kerap memilih cara-cara agresif untuk menghancurkan keyakinan Nabi Muhammad dan umat muslim.
Strategi perang yang kerap dilakukan Nabi Muhammad beragam. Mulai dari berdamai, mobilisasi, hingga serangan fajar atau kejutan. Perdamaian beberapa kali diupayakan Nabi Muhammad melalui diplomasi, argumentasi, atau bertukar pikiran.
Namun jika jalur perdamaian gagal, sementara pihak musuh menggerakan kekuatannya untuk melakukan operasi militer, Nabi Muhammad baru memobilisasi pasukannya, mematangkan strategi perang, hingga dukungan logistik. Tujuannya untuk menggagalkan serangan musuh.
ADVERTISEMENT
Serangan kejutan juga sering dilakukan Nabi Muhammad. Beliau sangat paham efek psikologis pasukan musuh akibat serangan fajar yang dilancarkan tersebut.
Tak cuma itu, Nabi Muhammad juga selalu membaca kondisi, baik kondisi kekuatan musuh hingga geografis yang menjadi medan pertempuran. Dengan begitu, Nabi Muhammad bisa memperhitungkan kekuatan musuh, titik lemah musuh, sehingga mobilisasi pasukannya saat perang bisa efektif.
Ilustrasi. Foto: Unsplash/@birminghammuseumstrust
Di samping itu, Nabi Muhammad juga menciptakan sistem militer selama peperangan. Misalnya dengan membuat pasukan intelijen. Tim khusus mata-mata ini sengaja dibentuk untuk mencari dan mendapatkan informasi maupun rahasia musuh. Baik itu strategi ataupun jumlah kekuatan militer musuh.
Pasukan intelijen ini juga tak hanya menjalankan tugas-tugas rahasia. Tetapi juga dilatih untuk melakukan serangan tiba-tiba jarak dalam dekat.
ADVERTISEMENT
Pasukan rahasia ini yang banyak dipakai oleh banyak militer di dunia. Hampir semua negara saat ini memiliki pasukan atau badan intelijen sendiri. Sebut saja Amerika Serikat dengan Central Intelligence Agency (CIA), atau Secret Intelligence Service (SIS) kepunyaan Inggris.
Ada juga Mosad yang merupakan badan intelijen Israel, Berlin Neubau des Bundesnachrichtendienstes (BND) Jerman, dan Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) Rusia. Sementara Indonesia punya Badan Intelijen Negara (BIN).
Selain pasukan intelijen, Rasulullah juga membentuk pasukan lain, yakni Infanteri dan Kavaleri.
Infanteri merupakan pasukan tempur darat utama. Pasukan berjalan kaki ini dilengkapi persenjataan ringan, dilatih dan disiapkan untuk pertempuran jarak dekat. Seorang infanteri harus memiliki kemampuan berkelahi, menembak, serta mampu bertempur dalam segala medan dan cuaca.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Kavaleri adalah pasukan berkuda yang berperan sebagai satuan dengan kemampuan bergerak cepat dan berfungsi sebagai penyerang dadakan atau pendobrak yang akan membuka jalan bagi pasukan infanteri. Pasukan Kavaleri di zaman Rasulullah juga dianggap sebagai pasukan elit yang mampu mendobrak baris pertahanan musuh dengan cepat dan mematikan.
Dua pasukan yang diterapkan Rasulullah pada sistem militernya ini juga banyak diadopsi militer negara-negara dunia era sekarang. Umumnya dua pasukan ini dimiliki militer angkatan darat dan masuk ke dalam satuan tempur utama. (ace)