7 Bulan Olah Sampah Plastik Jadi Ecobrick, Afiqah Raup Cuan Rp 45 Juta

Konten Media Partner
4 September 2023 9:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Afiqah Mutiara Tungga Dewi. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Afiqah Mutiara Tungga Dewi. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Usianya masih terbilang muda, 9 tahun, namun kepedulian Afiqah Mutiara Tungga Dewi terhadap kelestarian lingkungan cukup tinggi. Ini dibuktikan Afiqah dengan mengolah sampah plastik menjadi ecobrick. Dilakukan mulai bulan Februari 2023 lalu, anak kedua dari empat bersaudara ini telah mengolah lebih dari 2 ton sampah plastik menjadi ecobrick.
ADVERTISEMENT
Dalam kurun waktu 7 bulan Afiqah juga mampu meraup pendapatan sekitar Rp 45 juta lebih. Pendapatan ini diperoleh dari penjualan ecobrick yang dibuat Afiqah. Tak hanya di Surabaya, peminat ecobrick buatan Afiqah datang dari berbagai penjuru daerah di Indonesia.
Ecobrick berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu eco dan brick. Eco adalah lingkungan sedangkan brick artinya bata. Jika diterjemahkan secara langsung, ecobrick bisa diartikan sebagai yang ramah lingkungan. Ecobrick bisa dipakai sebagai alternatif pengganti bata untuk mendirikan bangunan. Ecobrick berwujud botol plastik dengan isian berbagai macam sampah plastik hingga penuh dan padat.
Afiqah mengaku selain prihatin dengan banyaknya sampah plastik yang berserakan, mengolah sampah plastik menjadi ecobrick juga terinspirasi dari sang kakak yang sukses menjadi trainer ecobrick yang sudah bersertifikat internasional.
ADVERTISEMENT
Meski telah berhasil mengolah lebih dari 2 ton sampah plastik menjadi ecobrick, namun Afiqah mengaku jika awal mengolah sampah plastik sempat dihinggapi rasa jijik.
"Iya (jijik), kan kotor kadang lengket juga," tutur siswi kelas 4 SDN Nginden Jangkungan 1 Surabaya ini, kepada Basra, Senin (4/9).
Mengesampingkan rasa jijiknya, di bawah arahan sang kakak dan juga sang ayah, Afiqah mulai mengisi hari-harinya dengan membuat ecobrick. Setiap hari Afiqah mampu membuat ecobrick dalam kemasan botol air mineral berukuran 600 mililiter.
Untuk sampah-sampah plastik, selain mencari sendiri, Afiqah juga sering memperoleh dari para tetangganya.
Menurut putri pasangan Isnaini Mardziana dan Muhammad Munir ini, membuat ecobrick gampang-gampang susah. Setidaknya butuh kesabaran dan ketelatenan.
"Harus sabar dan telaten, kan sampah plastiknya harus dipotong kecil-kecil baru dimasukkan dalam botol," terangnya.
ADVERTISEMENT
Ecobrick buatan Afiqah dijual seharga Rp 12.000 untuk satu botol kemasan 600 mililiter. Sedangkan ecobrick dalam kemasan botol berukuran 1,5 liter dijual seharga Rp 22.000 per botol.
Ecobrick yang telah dibuat bisa disusun menjadi meja, kursi, pagar, hingga gapura.
"Jadi tempat bendera dan hiasan taman juga bisa. Hasil ecobrick kan warna warni jadi bagus buat hiasan taman," tukas finalis Putri Lingkungan Hidup 2023 ini.