Konten Media Partner

Ahli Onkologi Ungkap Mitos Kanker Payudara yang Telanjur Diyakini Masyarakat

26 September 2022 9:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Can-Care di AHCC Surabaya yang menyediakan menyediakan berbagai produk, layanan, dan program perawatan pasca yang komprehensif untuk meningkatkan perjalanan pasien mengatasi efek samping dalam pengobatan kanker. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Can-Care di AHCC Surabaya yang menyediakan menyediakan berbagai produk, layanan, dan program perawatan pasca yang komprehensif untuk meningkatkan perjalanan pasien mengatasi efek samping dalam pengobatan kanker. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Kanker payudara masih menjadi yang tertinggi sebagai penyakit kanker yang diidap manusia. Sayangnya banyak mitos yang beredar seputar kanker payudara. Namun, tidak semua mitos tersebut terbukti kebenarannya.
ADVERTISEMENT
dr Arga Patrianagara SpB (K) Onk, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya mengungkapkan terdapat beberapa mitos yang masih menghantui pasien kanker payudara.
1. Kanker payudara sembuh dengan pengangkatan payudara
dr Arga menuturkan ada mitos yang beredar di masyarakat jika seseorang sakit kanker payudara maka payudaranya harus diangkat agar bisa sembuh.
"Kalau kita menemukan kanker payudara dalam stadium dini maka tidak perlu mengangkat semua payudaranya. Tapi tentu ada persyaratan (payudara harus diangkat) jadi tidak harus ada pengangkatan (payudara)," ujarnya kepada Basra, Senin (26/9).
dr Arga Patrianagara SpB (K) Onk, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya.
2. Efek Kemoterapi
Diakui dr Arga tak sedikit pasien kanker payudara yang takut saat harus menjalani kemoterapi. Mereka takut akan efek yang ditimbulkan pasca kemoterapi.
ADVERTISEMENT
"Banyak yang takut efek kemoterapi, seperti rambutnya gundul. Lagi-lagi kalau kanker itu ditemukan dalam stadium dini bisa kadang-kadang kemoterapi kita hindari," tuturnya.
"Jadi prinsipnya, mitosnya jangan kamu sakit dan takut tambah jelek karena kanker, tidak benar. Tapi kalau kankernya ditemukan pada stadium yang awal pasti akan dapat penanganan yang lebih baik," sambungnya.
3. Menghindari makanan tertentu
Diungkapkan dr Arga, kalau makanan secara spesifik tidak ada yang perlu dihindari. Namun ada penelitian yang menyebutkan makanan tertentu bisa memicu kanker payudara.
"Misalnya daging merah. Daging merah dalam banyak penelitian memang ditengarai dapat memicu kanker pada kelompok-kelompok tertentu. Makanya konsumsi daging merah dibatasi. Tapi secara umum tidak ada (makanan yang perlu dihindari). Sudah ada sih di pola hidup sehat yang dicanangkan Kementerian Kesehatan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ada pula mitos yang menyebutkan bagi penderita kanker sebaiknya menghindari konsumsi kedelai. Terkait hal ini dr. Arga pun meluruskannya.
"Kalau kedelai, tidak ada penelitian yang betul-betul yang menyebutkan (pasien kanker) tidak boleh mengkonsumsi kedelai. Jadi yang suka makan tahu, suka makan tempe, silakan diteruskan karena tidak ada secara spesifik penelitian yang menyebutnya. Tapi kalau daging merah memang iya," tukasnya.