Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Anak-anak usia sekolah lebih berisiko mengalami cacingan dibanding balita. Menurut dr. Ratna T. Hadju, SpA, dokter spesialis anak Siloam Hospitals Surabaya, penyakit cacingan lebih rentan terjadi pada anak usia sekolah. Karena pada masa inilah, anak-anak lebih aktif berinteraksi dengan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Cacingan bisa menghambat tumbuh kembangnya. Hal ini dikarenakan cacing akan menyerap sari-sari makanan yang ada dalam sel-sel darah dan usus.
"Usia anak sekolah sedang senang-senangnya bermain bersama teman. Mereka aktif berinteraksi dengan lingkungan dimana jika lingkungan kurang higienis bisa menjadi pemicu cacingan pada anak," jelasnya kepada Basra, Selasa (27/8)
dr. Ratna mengatakan, ada empat jenis cacing yang mengintai anak-anak, yakni:
Cacing Pita. Bentuknya tampak seperti pita, pipih dengan ruas-ruas pada seluruh tubuhnya. Panjang cacing pita dewasa dapat mencapai 4,5 hingga 9 meter. Cacing pita memasuki tubuh anak ketika tangan bersentuhan dengan tanah yang mengandung telur cacing kemudian terbawa ke dalam mulut ketika sedang makan. Selain itu, cacing pita juga dapat masuk melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi telur cacing. Konsumsi daging sapi ataupun ikan yang dimasak kurang matang juga dapat menyebabkan masuknya cacing pita ke dalam tubuh anak.
ADVERTISEMENT
Cacing Tambang. Cacing jenis ini dapat dijumpai di area persawahan. Cacing tambang dewasa memiliki panjang sekitar 5-13 milimeter. Cacing ini dapat menembus kulit, misalnya melalui telapak kaki yang tidak menggunakan alas, kemudian masuk ke sirkulasi darah dan ikut terbawa ke dalam paru-paru dan tenggorokan. Jika tertelan, maka cacing akan memasuki usus.
Cacing Kremi. Cacing kremi berwarna putih dan halus, dengan panjang sekitar 5-13 milimeter. Cacing jenis inilah yang banyak menyerang anak-anak usia sekolah. Infeksi cacing kremi umumnya disebabkan menelan telur cacing kremi yang sangat kecil secara tidak sengaja. Telur cacing ini sangat mudah menyebar. Bisa melalui makanan, minuman atau jari yang terkontaminasi.
Cacing Gelang. Cacing ini berukuran cukup besar, dengan panjang sekitar 10 -35 cm. Cacing gelang dapat masuk ke dalam tubuh anak melalui tanah yang telah terkontaminasi telur cacing.
ADVERTISEMENT
"Telur cacing umumnya tersebar secara luas di permukaan tanah. Penularan cacing pada anak dapat terjadi melalui jemari tangan. Hanya cacing tambang yang larvanya dapat menembus kulit kaki," tegasnya.
Ia mengungkapkan pemberian obat cacing dapat dimulai sejak anak usia 2 tahun. Hal ini karena pada anak usia 2 tahun sudah terjadi adanya kontak dengan tanah yang merupakan sumber penularan infeksi cacing.
"Pemberian obat cacing dapat diulang setiap 6 bulan sekali," imbuhnya.
Untuk mencegah anak dari infeksi cacingan, dr. Ratna memberikan beberapa tips:
1. Biasakan mencuci tangan setelah bermain serta sebelum dan sesudah makan dengan air bersih dan sabun. Cuci tangan hingga benar-benar bersih sampai di sela-sela jari serta kuku. Biasakan pula mencuci kaki setelah bermain, bepergian, dan sebelum tidur.
ADVERTISEMENT
2. Gunakan sandal saat bermain di luar rumah, terutama ketika berjalan di tanah.
3. Jaga kebersihan kuku tangan dan kaki.
4. Cuci bahan makanan dengan air bersih yang mengalir dan tutup makanan di atas meja agar tak dihinggapi lalat. Lalat dapat membawa telur-telur cacing.
5. Hindari jajan atau membeli makanan di tempat sembarangan, karena kita tak pernah tahu bagaimana kebersihan makanan atau minuman yang dijajakan. (Reporter : Masruroh/Editor : Windy Goestiana)