Konten Media Partner

Aturan Main Pakai Paylater Supaya Tak Jadi Korban Gagal Bayar

22 Desember 2024 8:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi belanja online. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belanja online. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Di tengah kemajuan teknologi, tak dapat dipungkiri paylater memang menawarkan kemudahan dan kepraktisannya untuk bertransaksi. Kini metode pembayaran paylater menjadi primadona bagi banyak orang.
ADVERTISEMENT
Fatkur Huda Dosen Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) meyakini paylater menjadi solusi keuangan yang mempermudah pembelian dengan pembayaran yang fleksibel, namun penggunaannya harus dilakukan dengan bijak.
Dalam keterangannya Fatkur berpesan agar seseorang menekankan pada lima poin penting sebelum memutuskan menggunakan paylater.
Pertama, menekankan soal penggunaan sesuai kebutuhan bukan keinginan. Kata Fatkur Paylater sebaiknya digunakan hanya untuk kebutuhan yang benar-benar bersifat darurat dan terencanakan.
Menurutnya, meski tampak menarik, penggunaan yang tidak terkontrol dapat merusak siklus keuangan dan menumpuk utang. Paylater sebaiknya digunakan hanya untuk kebutuhan yang benar-benar bersifat urgen dan terencanakan.
“Karena penting bagi kita untuk tidak tergoda menggunakan paylater hanya karena adanya promo atau keinginan konsumtif yang tidak mendesak," ujar Fatkur dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Minggu (22/12).
ADVERTISEMENT
Kedua, memastikan pengguna mampu membayar tepat waktu. Fatkur berharap kepada para pengguna, masing-masing individu dapat memastikan membayar tagihannya sebelum jatuh tempo. Untuk menghindari denda yang sangat tinggi akibat keterlambatan penguna membayar tagihannya.
“Denda atau bunga dari paylater bisa sangat tinggi. Karena itu, kita perlu untuk mencatat tanggal jatuh tempo atau mengaktifkan pengingat di aplikasi agar kita tidak lupa. Disiplin dalam hal ini bisa membantu kita menjaga keuangan tetap sehat dan mencegah terjadinya masalah yang lebih besar di kemudian hari,” imbuh Fatkur.
Ketiga, membuat batas penggunaan bulanan. Fatkur menekankan bahwa batas maksimal penggunaan paylater bulanan menjadi sangat penting. Agar pengguna mampu mengontrol dalam berbelanja dan mencegah tagihan paylater menumpuk.
“Dengan menetapkan batas penggunaanya yakni maksimal 10% dari penghasilan di tiap bulannya, kita bisa memastikan bahwa pengeluaran tetap seimbang dengan kemampuan finansial, sehingga keuangan tetap sehat dan terhindar dari utang yang berlebihan,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Keempat, menghindari penggunaan untuk kebutuhan rutin. Apabila paylater digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, Fatkur berpendapat akan berakibat pada terjebaknya si pengguna dalam lingkaran hutang tak berujung. Ia menegaskan, menggunakan paylater untuk pengeluaran rutin, itu bisa membuat kita terjebak dalam lingkaran utang yang terus menerus.
“Sebaiknya, gunakan uang tunai atau kartu debit untuk keperluan-keperluan ini, karena lebih aman dan menghindarkan dari akumulasi utang yang sulit dilunasi,” ujar Fatkur.
Terakhir, Fatkur berpesan untuk mewaspadai penawaran promosi. Melihat berbagai macam bentuk promosi paylater, Fatkur berpesan kepada para pengguna agar tidak mudah tergoda.
“Belanja hanya karena tergiur diskon bisa membuat kita tidak sadar bahwa tagihan paylater terus bertambah dan akhirnya menjadi beban besar di kemudian hari,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT