Bahaya di Balik Manisnya Kue Kering Lebaran, Bisa Picu Obesitas

Konten Media Partner
12 April 2024 9:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bahaya di Balik Manisnya Kue Kering Lebaran, Bisa Picu Obesitas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hidangan kue kering selalu tersedia untuk menyambut tamu yang berkunjung saat momen Lebaran. Pelega tenggorokan berupa minuman manis dengan berbagai warna juga ada. Namun siapa sangka bahwa kedua hidangan ini ternyata bisa memicu kenaikan berat badan.
ADVERTISEMENT
Lailatul Muniroh SKM MKes, Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), mengatakan bahwa kue kering dan minuman berwarna memiliki kandungan berupa gula. Hidangan dengan kandungan gula cenderung tinggi kalori.
“Karena kandungan gulanya tinggi, maka kalorinya juga tinggi namun tidak mengenyangkan, sehingga orang akan makan lagi dan lagi. Kalau konsumsinya berlebihan akan menyebabkan kenaikan berat badan,” katanya.
Kenaikan berat badan yang tidak terkontrol ini akan menyebabkan terjadinya overweight bahkan obesitas. Jika seseorang telah mengalami obesitas, maka risiko untuk mengalami masalah kesehatan semakin besar.
“Kalau sudah sampai tahap obesitas, akan menjadi faktor risiko masalah kesehatan berupa penyakit degeneratif. Misalnya diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan lainnya,” ujarnya.
Lailatul menerangkan bahwa batas asupan gula yang aman bagi tubuh adalah 4 sampai 5 sendok makan per hari.
ADVERTISEMENT
“Anjurannya itu 4 sampai 5 sendok makan per hari, atau sekitar 50 gram per hari,” terangnya.
Lebih lanjut, ada alternatif lain yang dapat menjadi pilihan pengganti gula. Alternatif tersebut dengan menggunakan buah-buahan.
“Rasa manis dari gula bisa diganti menggunakan buah-buahan. Kalau menghidangkan minuman kita bisa menyediakan jus buah tanpa tambahan gula. Meskipun rasanya tidak begitu manis tapi jadi lebih sehat,” jelasnya.
Lailatul berpesan kepada masyarakat untuk mengontrol asupan makanan yang dikonsumsi saat lebaran. Ia juga mengingatkan akan ancaman penyakit degeneratif yang mengintai.
“Lebaran biasanya menjadi ajang balas dendam karena sudah sebulan berpuasa. Jadi banyak yang beranggapan bisa makan semuanya tanpa melakukan kontrol dengan baik,” paparnya.
Meski lebaran merupakan hari kemenangan bagi seluruh umat muslim, tapi pola hidup sehat harus selalu berjalan. Pola hidup sehat seperti kontrol konsumsi hidangan lebaran dengan bijak, istirahat cukup, hindari merokok, perbanyak konsumsi sayur buah, hingga lakukan aktivitas fisik.
ADVERTISEMENT
“Jangan lupa dengan risiko kenaikan berat badan dan penyakit degeneratif yang mengintai. Kalau pola hidup sehatnya terlupakan saat lebaran maka semakin besar risiko buruk yang mengintai,” pungkasnya.