Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Batik Masih Diminati saat Industri Tekstil Bertumbangan, Ini Sebabnya
16 Januari 2025 7:39 WIB
·
waktu baca 1 menitADVERTISEMENT
Sepanjang 2024 puluhan industri garmen di Indonesia harus tutup dan memPHK karyawannya. Ini terjadi karena lesunya peminat industri tekstil dalam negeri. Namun berbanding terbalik dengan industri batik yang justru makin berkibar.
ADVERTISEMENT
Bisnis development Manager Hadinata Batik Azwar Satrio Dirgantoro mengungkapkan, selama batik masih menjadi budaya Indonesia, industri fashion batik tak akan meredup. Ia optimis penjualan batik akan terus berpotensi di tengah masyarakat.
"Selama batik masih diangkat menjadi budaya kita, (batik) masih memiliki potensi penjualan di masyarakat," ujar Satrio kepada Basra, (15/1).
Satrio melanjutkan, batik berbeda dengan industri tekstil yang kini banyak berguguran. Batik memiliki nilai tersendiri yang tidak dimiliki oleh negara lain. Garmen atau tekstil yang memproduksi pakaian sehari-hari bisa dibuat di negara mana pun, tetapi batik dijumpai di Indonesia.
"Kalau kita bicara baju casual, baju harian, itu semua negara bisa memproduksinya. Tapi kalau kita ngomong batik, tapi kemudian kita bilang batik produksi Cina value-nya pasti sudah beda, jadi sudah bukan sesuatu dari tradisi kita," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Hadinata Batik merupakan produsen batik asal Solo, Jawa Tengah, dengan ciri khas desain premium yang berdiri sejak 2013.
Live Update
Gedung Glodok Plaza yang terletak di Jalan Mangga Besar II Glodok Plaza, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, terbakar, pada Rabu (15/1) malam. Kebakaran dilaporkan terjadi pada pukul 21.30 WIB. Api diduga bersumber dari lantai 7.
Updated 16 Januari 2025, 10:32 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini