Berkat 1000 Hidroponik, SD di Surabaya Jadi Gudep Ramah Lingkungan Se-Jatim

Konten Media Partner
1 September 2020 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanaman hidroponik di salah satu binaan SDN Kapasari VIII Surabaya. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Tanaman hidroponik di salah satu binaan SDN Kapasari VIII Surabaya. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Prestasi membanggakan berhasil diraih pangkalan SDN Kapasari VIII Surabaya yang masuk tiga besar lomba Gugus Depan (Gudep) Ramah Lingkungan Jatim 2020. SDN Kapasari VIII menjadi satu-satunya pangkalan yang mewakili Kwarcab Surabaya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pangkalan (sekolah) untuk jenjang SD sederajat lainnya yang juga masuk kategori tiga terbaik yakni SDN Kepatihan Banyuwangi dan SDN Sumberejo Gedangan, kabupaten Malang.
Mengikuti lomba tersebut, anggota pramuka pangkalan SDN Kapasari VIII mengandalkan hidroponik. Sayuran yang ditanam dengan teknik ini diantaranya kangkung, sawi samhong, dan sawi pakcoy (daging).
Pangkalan SDN Kapasari VIII memiliki 1.260 tanaman hidroponik. Namun sayangnya, 200 diantaranya harus mati sebelum panen. Ke 1.060 tanaman hidroponik itu tidak hanya ditanam di pangkalan tapi juga rumah anggota Pramuka (siswa) dan kemitraan mereka.
"Benih kita semai di pangkalan selama 10 hari kemudian kita bagi ke anggota Pramuka dan kemitraan yang menjadi binaan kami, mulai dari sekolah hingga karang taruna," ujar Eny Murtiningtyas, Koordinator Lomba Pramuka Patriot Ramah Lingkungan 2020 SDN Kapasari VIII, kepada Basra, Selasa (1/9).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut perempuan yang karib disapa Tyas ini menuturkan, perawatan tanaman hidroponik di masa pandemi seperti sekarang tidaklah mudah. Tanaman hidroponik membutuhkan ketelatenan untuk mengecek air dan kadar nutrisi tanaman setiap harinya. Namun itu tidak bisa dilakukannya saat pandemi.
"Nah kita kan sekarang work from home yang tidak setiap hari datang ke sekolah. Jadi pengecekan tanaman hidroponik terpaksa dilakukan bergantian, padahal kalau banyak tangan kan agak susah buat tanaman hidroponik. Itu sebabnya hidroponik kita di pangkalan ada yang mati," jelasnya.
Meski demikian, tegas Tyas, pihaknya tetap optimis mampu menjadi yang terbaik nantinya. Ini mengingat antusiasme anggota serta mitranya dalam menanam hidroponik.
"Pandemi seperti sekarang memaksa kita untuk lebih banyak di rumah. Hidroponik bisa jadi kegiatan yang menyenangkan, apalagi pas panen. Selain stok sayuran melihat, ada kepuasan tersendiri yang kita rasakan," tukasnya.

Sementara itu Ketua Tim Juri dari Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Timur Mochammad Zamroni, mengungkapkan lomba Gugus Depan (Gudep) Ramah Lingkungan Jatim 2020 ini merupakan kelanjutan dari pelatihan yang diberikan kepada para pembina dari 38 kwarcab di Jatim. Kepada pembina yang mengikuti pelatihan pada 6 Juli 2020 itu lantas diberikan tantangan untuk merealisasikan ilmu yang telah diberikan selama pelatihan.
ADVERTISEMENT
"Jadi lomba ini challenge bagi para pembina. Mereka diberi waktu sedikitnya satu bulan untuk merealisasikan gudep yang ramah lingkungan di pangkalannya masing-masing,” tukasnya.
Lomba tersebut dibagi dalam tiga jenjang, SD sederajat, SMP sederajat, dan SMA sederajat.
Berbeda dengan lomba umumnya yang semua pembuktiannya melalui administrasi, lomba Gudep Ramah Lingkungan Jatim 2020 lebih memanfaatkan instagram untuk pelaporan.
“Administrasi lomba ini paperless. Semua dokumentasi proses harian disampaikan setiap harinya melalui akun instagram anggota atau gudep,” pungkasnya.