Konten Media Partner

Beroperasinya Kembali Kereta Api Legendaris di Jawa Timur

26 Agustus 2024 17:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beroperasinya Kembali Kereta Api Legendaris di Jawa Timur
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Setelah hampir 2 tahun menghilang dari lintas timur Pulau Jawa, KA Mutiara Timur kembali beroperasi melayani penumpang Jember dan Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya, mengoperasikan kembali KA Mutiara Timur dengan tujuan Jember sampai Banyuwangi mulai 1 September 2024, yang akan beroperasi setiap hari di bulan September dan Oktober 2024.
Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif menjelaskan, bahwa dioperasikannya kembali KA Mutiara Timur ini untuk mengakomodir kebutuhan penumpang KA jarak jauh dengan tujuan Probolinggo, Jember, dan Banyuwangi yang memiliki destinasi wisata yang terkenal.
"Dengan dioperasikannya kembali KA Mutiara Timur, masyarakat akan memiliki tambahan pilihan KA dengan tujuan kota Probolinggo, Jember dan Banyuwangi," ujar Luqman, Senin (26/8).
"Sebelumnya, KA dari Daop 8 tujuan kota tersebut adalah Probowangi, Pandalungan, Sritanjung, Logawa, Ranggajati, Blambangan Ekspres, dan Wijaya Kusuma," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dijelaskannya, KA Mutiara Timur kali ini beroperasi dengan menggunakan susunan rangkaian 4 kelas Eksekutif dengan 200 kapasitas tempat duduk, dan 3 kelas bisnis berkapasitas 192 tempat duduk, sehingga total memiliki 392 tempat duduk.
KA Mutiara Timur ini berangkat dari Stasiun Surabaya Pasarturi pukul 08.55 wib, dari Stasiun Surabaya Gubeng pukul 09.15 wib, Stasiun Sidoarjo pukul 09.52 wib, dari Stasiun Bangil pukul 10.25 wib, dan tiba di Stasiun Ketapang pukul 15.45 wib.
Mengutip laman Wikipedia, KA Mutiara Timur pertama kali beroperasi pada 6 Maret 1972. KA ini awalnya melayani relasi Surabaya Gubeng-Banyuwangi Baru (kini Ketapang) dengan kelas bisnis-ekonomi. Pada 1996, layanan kereta berubah menjadi kelas eksekutif-bisnis.
Pada tahun 2021, relasi kereta diperpanjang hingga Yogyakarta secara reguler. Sayangnya perpanjangan relasi ini tidak membawa keuntungan. Okupansi penumpang rendah serta kalah bersaing dengan KA Wijayakusuma yang memiliki tarif lebih murah kala itu membuat ratu Lintas Timur Jawa ini harus disuntik mati.
ADVERTISEMENT