Konten Media Partner

Berusia 304 Tahun, Seperti Ini Sejarah Berdirinya Langgar Gipo di Surabaya

15 Juni 2024 18:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian Langgar Gipo sebagai cagar budaya, Sabtu (15/6). Foto: Diskominfo Surabaya
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Langgar Gipo sebagai cagar budaya, Sabtu (15/6). Foto: Diskominfo Surabaya
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemkot Surabaya meresmikan Langgar Gipo sebagai Cagar Budaya dan Destinasi Wisata Kota Lama pada Sabtu (15/6). Langgar ini merupakan saksi sejarah pergerakan ulama Nahdlatul Ulama (NU), yakni KH Hasan Gipo, Ketua Umum PBNU pertama.
ADVERTISEMENT
Generasi kelima dari keturunan Sagipoddin, Abdul Wage Zain menceritakan bahwa Langgar Gipo sudah berusia 304 tahun pada 2024, tetapi sejak dibangun langgar tersebut baru disertifikasi pada tahun 1830 oleh H Tarmidzi (anak H Sagipoddin/Abdullatif, pendiri Langgar Gipo).
Setelah itu, H Hasan Basri Sagipoddin yang dikenal dengan KH Hasan Gipo (Ketua PBNU pertama) melakukan optimalisasi fungsi langgar sebagai salah satu tempat pergerakan dalam melawan penjajah. Dari situlah jejak sejarah KH Hasan Gipo yang dikenal sebagai tokoh pergerakan.
"Di samping itu dulunya lantai dua Langgar Gipo ini dijadikan tempat menampung jemaah haji kapal laut asal Jawa Timur sebelum berangkat ke Makkah. Setelah, jemaah haji sampai di Makkah di sana juga ditampung di tempat atau rumah milik keluarga Sagipoddin," jelas Abdul Wage Zain.
Pada tahun 1996, Yayasan IKSA mulai memfungsikan Langgar Gipo sebagai tempat halal bihalal bani Gipo. Kini, Langgar Gipo menjadi bangunan Cagar Budaya dan Destinasi Wisata Religi.
ADVERTISEMENT
Pemkot Surabaya sudah menetapkan Langgar Gipo sebagai bangunan Cagar Budaya dengan SK Wali Kota Surabaya No 188.45/63/436.1.2/2021 tanggal 21 Februari 2021 lalu.