Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Bulan Peduli Kanker Payudara, Ini Cara Mudah Deteksi Dini Kanker Payudara
8 Oktober 2024 6:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Setiap tahun pada bulan Oktober, dunia memperingati bulan peduli kanker payudara (Breast Cancer Awareness Month). Berbagai gerakan dan kampanye yang identik dengan pita pink (merah muda) ini telah dimulai sejak tahun 1985 oleh Asosiasi Kanker Amerika (American Cancer Society) dan telah menginspirasi banyak orang untuk semakin peduli dan sadar akan isu kanker payudara yang dapat menyerang siapa saja dan kapan saja.
ADVERTISEMENT
Kanker payudara menjadi salah satu penyakit penyumbang kematian pertama yang disebabkan kanker di Indonesia. Jumlah pasien kanker payudara juga menempati urutan pertama terbanyak. Salah satu penyebab tingginya angka kematian akibat kanker payudara karena sebagian besar tidak tahu cara mendeteksi dini kanker payudara. Diketahui sekitar 70% pasien dideteksi sudah di tahap lanjut.
Syuhrotut Taufiqoh Dosen Prodi S1 Kebidanan UM Surabaya menjelaskan, deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
"Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk deteksi dini kanker payudara," Ujar Syuhrotut, dalam keterangannya seperti dikutip Basra, Selasa (8/10).
Pertama, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). SADARI adalah langkah pertama yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Periksa payudara secara rutin untuk mencari benjolan, perubahan bentuk, atau perubahan warna kulit.
ADVERTISEMENT
“Idealnya, lakukan ini setelah menstruasi setiap bulan atau pada tanggal yang sama setiap bulan jika sudah menopause,” jelasnya.
Kedua, pemeriksaan klinis payudara (SADANIS). Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter atau tenaga medis terlatih. Tenaga medis akan memeriksa payudara secara fisik untuk mendeteksi adanya benjolan atau perubahan lainnya yang mungkin mengindikasikan kanker.
Ketiga, mamografi. Mamografi adalah metode pencitraan yang menggunakan sinar-X untuk memeriksa payudara. Mamografi dapat mendeteksi benjolan atau perubahan kecil sebelum dapat dirasakan secara fisik.
“Untuk wanita dengan risiko rata-rata, disarankan melakukan mamografi mulai usia 40 tahun, meskipun frekuensi dan usia dapat bervariasi tergantung pada rekomendasi medis dan faktor risiko pribadi,” terangnya lagi.
Ketiga, ultrasonografi payudara. Ultrasonografi payudara adalah metode pencitraan yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar payudara. Ultrasonografi sering digunakan sebagai pelengkap mamografi, terutama untuk menilai benjolan yang ditemukan.
ADVERTISEMENT
Keempat, MRI Payudara. MRI payudara menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar rinci dari payudara. Ini biasanya digunakan untuk wanita dengan risiko tinggi kanker payudara atau untuk mengevaluasi hasil mamografi dan ultrasonografi.
Terakhir, biopsi. Jika ada kecurigaan kanker setelah pemeriksaan dan pencitraan, biopsi mungkin diperlukan dalam biopsi, sampel jaringan diambil dari payudara dan diperiksa di laboratorium untuk memastikan adanya sel kanker.