Dokter: Anak SD dan SMP Sudah Nabung Racun Melalui Rokok

Konten Media Partner
11 Maret 2023 16:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr. Saskia Dyah Handari, SpJP (K), FESC, FAsCC, FASE, FIHA merupakan seorang Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
dr. Saskia Dyah Handari, SpJP (K), FESC, FAsCC, FASE, FIHA merupakan seorang Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang terbiasa merokok lebih rentan mengalami penyakit kardiovaskuler, terutama serangan jantung dan stroke. Hal ini seperti diungkapkan dr. Saskia Dyah Handari, SpJP (K), FESC, FAsCC, FASE, FIHA merupakan seorang Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah.
ADVERTISEMENT
"Anak SD, SMP, sudah mulai merokok, nabung racun ya. Sehingga usia 20an itu racunnya makin banyak dari rokok," ujarnya di sela seminar nasional yang digelar Prodia, Sabtu (11/3).
"Sekarang itu di negara maju seperti Amerika Serikat, disarankan usai 20an tahun ke atas sudah melakukan medical check up untuk deteksi dini dan skrining apakah seseorang itu punya penyakit pembuluh darah (kardiovaskular) antara lain jantung dan stroke," sambungnya.
Saskia menjelaskan serangan jantung sering disebabkan oleh plak yang tidak stabil dan mudah pecah. Menurut Saskia, penyebab tertinggi ketidakstabilan plak ini karena merokok.
"Nomor satu merokok, nomor dua diabetes. Jadi di usia muda sudah mengalami serangan jantung itu bukan hipertensi. Usia muda itu enggak ada hipertensi. Hipertensi itu middle age (35 tahun ke atas). Orang-orang hipertensi untuk jadi jantung koroner itu butuh waktu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau perokok itu kan racun masuk terus. Nah itu menggerus pembuluh darah sehingga lebih cepat muncul (penyakit jantung)," sambungnya.
Saskia melanjutkan, selain merokok penyakit jantung juga bisa disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi junk food.
"Makan tidak ada sayur, (tidak makan) buah, junk food yang tinggi garam atau tinggi pengawet," tandasnya.
Seminar yang mengusung tema 'Prediction of Acute Coronary Syndrome based on Endothelial Damage' ini digelar di 50 kota dalam rangka hari jadi Prodia ke 50 tahun.