Konten Media Partner

Durasi dan Intensitas Bersepeda yang Aman dari Serangan Jantung

4 Juni 2021 9:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bersepeda. Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bersepeda. Pixabay
ADVERTISEMENT
Gowes atau bersepeda menjadi aktivitas baru yang dilakukan oleh masyarakat sejak pandemi COVID-19 merebak di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain meningkatkan kesehatan mental, bersepeda juga mempunyai banyak manfaat bagi tubuh. Seperti mengontrol berat badan, meminimalisir risiko diabetes, hingga menjaga kesehatan jantung karena dapar menurunkan angka penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah jantung.
Meski demikian, kasus pesepeda yang meninggal dunia secara mendadak juga kerap terjadi. Hal itu karena peseda memiliki riwayat penyakit jantung.
Untuk itu, Dosen Fakultas Kedokteran Unair, Dr. dr. Meity Ardiana SpJP(K)., FIHA., FICA., FAsCC., membagikan tips aman bersepeda agar terhindar dari serangan jantung dan kejadian yang tidak diinginkan lainnya.
dr. Meity mengatakan, jika seseorang termasuk ke dalam individu yang berisiko dengan penyakit jantung maka, sebaiknya individu tersebut melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada ahli jantung.
"Individu yang berisiko dengan penyakit jantung maka dianjurkan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada ahli jantung," kata dr. Meity, Jumat (4/6).
ADVERTISEMENT
Kedua, jika individu tidak memiliki faktor risiko penyakit jantung ,maka sebaiknya melakukan olahraga bersepeda secara bertahap.
Tahapan tersebut didasarkan atas pertimbangan FITT (frequency, intensity, time, type). Misalnya frequency. Ia menjelaskan awal mula bersepeda dapat dilaksanakan tiga kali seminggu kemudian bertahap hingga bisa dilakukan setiap hari.
Selanjutnya terkait dengan intensity, maka dapat diawali dengan intensitas yang ringan hingga intensitas yang menyesuaikan dengan kondisi tubuh individu.
"Penentuan intensitas dapat dilakukan berdasar Mets atau metabolic equivalents pada individu tersebut," ucap dokter spesialis jantung dan pembuluh darah ini.
Sementara terkait dengan time atau berapa lama waktu untuk bersepeda, dr. Meity memberi contoh misalnya pada awal ditentukan hanya selama 20 menit saja, kemudian akan dinaikkan secara bertahap sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh dokter jantung.
ADVERTISEMENT
Terakhir adalah terkait dengan type, misalnya pada awal hanya melakukan aerobic exercise seperti bersepeda, namun ketika kemampuan individu sudah lebih baik maka dapat ditambah dengan tipe lain seperti resistance training yang digunakan untuk melatih kemampuan otot.
"Jika yang dilakukan adalah bersepeda santai maka dianjurkan menjaga jarak sejauh 10 meter. Jika bersepeda dengan speed (kecepatan) yang lebih cepat, maka dianjurkan untuk menjaga jarak sejauh 20 meter," ungkapnya.
Tak lupa, dr. Meity juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan selama bersepeda. Seperti tetap menggunakan masker saat bersepada, rutin mencuci tangan, dan tidak lupa untuk menjaga jarak.