Konten Media Partner

Guru Wajib Tahu, Ini Tiga Kunci Sukses Implementasi Kurikulum Merdeka

10 Juli 2022 11:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru Wajib Tahu, Ini Tiga Kunci Sukses Implementasi Kurikulum Merdeka
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Terdapat tiga hal yang harus dipersiapkan guru untuk menyongsong Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Hal ini disampaikan Bukik Setiawan, ketua Yayasan Guru Belajar (YGB) dalam webinar pembekalan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
ADVERTISEMENT
Bukik menjelaskan tiga hal tersebut adalah paradigma yang berpihak pada murid. Menurutnya, sekolah seringkali masih berorientasi pada keseragaman sehingga hanya mengikuti langkah sekolah lain.
"Itu adalah upaya yang justru akan menyulitkan sekolah dan guru itu sendiri. Misalnya RPP, pakai yang sudah dibuat oleh kelompok tertentu agar bisa seragam dengan yang lain. Padahal belum tentu apa yang dibuat ini sesuai dengan kebutuhan murid kita,” jelas Bukik, Minggu (10/7).
Menurutnya, hal yang paling khas dari Kurikulum Merdeka adalah paradigma berpihak pada murid. Untuk itu, perhatian utama guru bukan membuat perangkat ajar yang canggih atau inovatif, tapi membuat perangkat ajar sesuai kebutuhan murid.
Persiapan kedua adalaj keterampilan melakukan asesmen diagnosis atau asesmen di awal pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Bukik mengatakan, selama ini asesmen hanya digunakan sebagai ujian untuk mendapatkan nilai. Padahal terdapat beragam asesmen dengan masing-masing fungsinya.
"Misalnya saja asesmen diagnosis yakni asesmen yang berfungsi untuk memahami profil murid sebagai dasar menyusun dan menyesuaikan pembelajaran," ucapnya.
Persiapan IKM ketiga adalah menerapkan diferensiasi pembelajaran sebagai respon atas perbedaan minat, cara belajar, dan kebutuhan belajar murid. “Tidak per individu, tapi bisa dikelompokkan sesuai dengan perbedaan-perbedaan ini,” tambahnya.
Untuk mempersiapkan IKM lebih lanjut, Kemendikbudristek sudah menyediakan Platform Merdeka Mengajar. Pada aplikasi itu, guru bisa melakukan pelatihan mandiri sehingga bisa belajar dengan waktu dan tempat yang fleksibel.
“Kemarin sempat ada pesan berantai tentang IKM, setelah dikonfirmasi, ternyata hoax. Jangan mudah percaya dengan broadcast di WhatsApp tentang IKM. Semua informasi resmi sudah ada di platform itu,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pada akhir webinar, Bukik menuturkan, perubahan kali ini tidak hanya sekedar perubahan kurikulum melainkan strategi Kemendikbudristek untuk implementasinya. IKM diterapkan secara bertahap dengan metode pendaftaran, bukan penunjukkan seperti penerapan kurikulum sebelumnya.
“Sebagus apapun kurikulum, kalau guru dan satuan pendidikan tidak siap, ya tidak akan jalan. Saat ini strategi dan mekanismenya sudah berubah. Harapannya transformasi kurikulum dapat berjalan optimal,” pungkasnya.