Konten Media Partner

Ini Bahaya Etilen dan Dietilen Glikol Jika Tertelan Tubuh

19 Oktober 2022 15:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau seluruh apotek maupun tenaga kesehatan di Indonesia untuk menyetop sementara penjualan obat bebas dalam bentuk cair atau sirup kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarenakan adanya kasus gangguan ginjal akut misterius yang terjadi pada ratusan anak di Indonesia. Selain itu, imbauan tersebut dilakukan, berkaca dari kasus di Gambia.
Di mana 69 anak dikabarkan meninggal dunia akibat obat batuk produksi India itu diketahui mengandung bahan berbahaya seperti dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG) di atas batas aman.
Lantas apa sebenarnya dietilen glikol dan etilen glikol?
Menjawab hal dr. Jefman Efendi Marzuki HY, Sp.F.K. mengatakan, etilen glikol merupakan bahan kimia yang biasa dipakai di laboratorium, salah satunya seperti pembuatan produk berbahan polyester atau antifreeze.
"Jadi dietilen glikol atau etilen glikol bukan merupakan pelarut obat, melainkan gliserin atau propilen glikolnya yang jadi pelarut tambahan di obat sirup. Namun, dalam proses pembuatan obat, mungkin saja etilen glikol itu mencemari gliserin atau propilen glikolnya," kata dr. Jefman ketika dihubungi Basra, Rabu (19/10)
ADVERTISEMENT
Dokter spesialis Farmakologi Klinik ini menuturkan, adanya pencemaran tersebut yang berpotensi menyebabkan adanya gangguan pada tubuh.
"Salah satunya yang dicurigai saat ini adalah gangguan ginjal. Yang mana, etilen glikol dapat membentuk kristal di ginjal sehingga menyebabkan gangguan tersebut," tuturnya.
Dosen FK Ubaya ini mengungkapkan, apabila dietilen glikol atau etilen glikol tersebut tertelan di dalam tubuh, bisa menyebabkan mual, muntah, kejang, sampai gagal ginjal. "Kalau itu tertelan ya bisa mual, muntah, sampai gagal ginjal tadi," ungkapnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar mengikuti arahan dari Kemenkes dan IDAI.
"Bahwa sebisa mungkin hindari dulu penggunaan obat sirup cair karena kita masih belum tahu, apakah benar ada yang terkontaminasi atau tidak. Saat ini, BPOM juga sudah menginstruksikan ke semua produk obat yang berpotensi tercemar untuk melakukan sampling guna mengetahui mana yang tercemar mana yang tidak. Kita tunggu saja informasi lebih valid dari BPOM terkait produk mana yang aman dan mana yang tidak aman" tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Untuk itu, diharapkan masyarakat menghindari penggunaan obat-obat dalam bentuk sirup. Kalau memang butuh bantuan segera ke dokter atau cek ke layanan kesehatan terdekat, sehingga bisa dilakukan penanganan dan diberikan obat yang sesuai," tukasnya.