Konten Media Partner

Kasus Bunuh Diri Marak Terjadi di Surabaya, Psikolog Ungkap Fenomena Ini

15 Oktober 2024 6:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bunuh diri. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bunuh diri. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Perhatian, artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak yang berkompeten.
ADVERTISEMENT
Dalam kurun waktu tak sampai satu bulan telah terjadi 3 kasus bunuh diri di Surabaya. Dari ketiga kasus bunuh diri yang terjadi, cara yang dilakukan korban sama, yakni melompat dari ketinggian gedung.
Psikolog Cita Juwita AR.,S.Psi.,M.Psi., mengungkapkan kasus bunuh diri dengan cara melompat dari ketinggian gedung disebut call the void.
"Itu sepengetahuan saya disebutnya call the void. Nah ini biasanya ada kaitan dengan kondisi psikologis atau mental seseorang," ujar Cita saat dihubungi Basra, Senin (14/10) malam.
"Jadi otak itu sebenarnya memberikan sinyal bahwa ketinggian itu berbahaya tapi disalahartikan sehingga ada dorongan untuk melompat. Nah biasanya terjadi pada orang yang ada kecemasan," terangnya lagi.
Cita menuturkan, maraknya kasus bunuh diri yang terjadi di Surabaya dalam kurun waktu sebulan terakhir bisa jadi karena adanya fenomena copycat suicide.
ADVERTISEMENT
"Jadi karena berita terkait suicide ini sudah ada sebelumnya kemudian ditiru oleh orang lain," tukasnya.
Copycat suicide adalah tindakan bunuh diri yang dilakukan seseorang setelah mendengar atau melihat berita bunuh diri orang lain. Fenomena ini dilaporkan semakin meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi pemberitaan.