Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Kasus Kematian karena Kanker Serviks di Indonesia Tinggi, Ini Penyebabnya
5 Agustus 2023 16:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Data Observasi Kanker Dunia pada 2020, Indonesia memiliki 36.633 kasus baru dan 21.003 kasus kematian akibat kanker serviks. Angka ini menunjukkan terdapat 88 kasus baru dan lebih dari 50 kematian akibat kanker serviks setiap hari. Fakta ini menjadikan kanker serviks sebagai kanker dengan insiden dan kematian tertinggi kedua setelah kanker payudara di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Yang menyebabkan angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia yang masih tinggi karena 75 persen kasusnya ditemukan dalam stadium akhir.
Dokter Spesialis Patologi Anatomi(PA) Fakultas Kedokteran (FK) Unair mengimbau para perempuan untuk melakukan Pap Smear setahun sekali. Imbauan ini ditujukan untuk menekan angka kejadian kanker serviks yang tergolong masih tinggi di Indonesia.
“Anjuran Pap Smear satu tahun sekali ini mengacu pada rekomendasi dari American Cancer Society,” ujar Dr.Anny Setijo Rahaju, dr.,Sp.P.A., Subsp. U.R.L. (K), Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Departemen PA FK Unair tahun 2023, saat mengisi penyuluhan mengenai Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks kepada pasien di RS Mawaddah Medika, Mojokerto, Sabtu (5/8).
Pap Smear merupakan prosedur diagnosis yang paling akurat untuk mendeteksi kanker serviks. Pap smear mampu mendeteksi gejala kanker serviks sejak stadium awal bahkan dalam fase pra kanker.
ADVERTISEMENT
“Sama halnya kanker lain, semakin awal diagnosis, maka semakin mudah disembuhkan. Sebaliknya, jika baru dideteksi saat stadium lanjut, maka risiko kematian juga tinggi,” tegasnya.
Kendati dianjurkan, tidak semua perempuan bisa melakukan pap smear. Mereka yang sudah menikah atau yang aktif melakukan hubungan seksual saja yang dianjurkan untuk pap smear rutin satu tahun sekali. Dianjurkan bagi perempuan tiga tahun setelah aktif melakukan hubungan seksual dan sebaiknya dilakukan sebelum mengalami gejala apa pun.
“Sementara yang belum menikah belum perlu untuk melakukan pap smear,” tambahnya.
Tak dipungkiri sebagian perempuan merasa takut atau risih karena pemeriksaan ini dilakukan di bagian vital. Namun perlu diketahui bahwa skrining ini tidak menimbulkan nyeri.
“Pemeriksaannya juga cenderung sederhana dan tidak memerlukan obat-obatan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari lupa, Anny menyarankan agar Pap Smear dilakukan di momen-momen spesial. Misalnya saat ulang tahun, ulang tahun pernikahan, kenaikan kelas, sehabis lebaran dan lain sebagainya.
“Ini lebih mudah diingat sehingga tidak sampai terlewat lebih dari satu tahun,” terangnya.
Penyuluhan kanker serviks ini merupakan bagian dari Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Departemen PA FK Unair tahun 2023. Kegiatan juga dilanjutkan dengan layanan pap smear gratis kepada 100 peserta yang hadir.
Wakil Bupati Mojokerto, Shofiya Hana, Lc, yang turut hadir mengapresiasi kegiatan ini, “(Kegiatan) ini memberikan motivasi masyarakat khususnya di Kabupaten Mojokerto untuk mawas diri dan juga peduli terhadap diri sendiri khususnya di kaum wanita,” tukasnya.