Konten Media Partner

Kembang Kempis Pabrik Tahu Tertua di Surabaya Menghadapi Pandemi

16 Oktober 2020 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Tahu merupakan salah satu makanan yang banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Selain rasanya yang gurih dan nikmat, tahu juga merupakan makanan murah meriah.
ADVERTISEMENT
Bahkan, di Surabaya terdapat sebuah pabrik tahu tertua yang masih melakukan proses pembuatan tahu dengan mesin lama.
Terletak di Jalan Dinoyo nomor 81-83 Surabaya, pabrik tahu bernama UD Sumber Kencana itu didirikan oleh Go Loe Tjiauw pada 1952.
Aroma kedelai rebus pun tercium, ketika Basra berkunjung di pabrik tahu yang sudah berdiri selama 68 tahun ini.
Riani bercerita, sepeninggal sang mertua pengelolaan pabrik diteruskan oleh Go Sin Hwa anak Go Loe Tjiauw yang juga suami Riani. Namun, pada 2014 sang suami berpulang sehingga pengelolaan diteruskan oleh dirinya.
"Dulu ayah mertua punya sekitar 20 karyawan. Namun seiring berjalannya waktu sekarang hanya ada 9 karyawan," kata perempuan yang akrab disapa Mami Tahu pada Basra, Jumat (16/10).
Mami mengungkapkan, selama pandemi COVID-19 omzet penjualan tahu yang ia buat turun drastis hingga 50 persen.
ADVERTISEMENT
"Dulu sebelum pandemi biasanya mengola sekitar 250 Kg kedelai. Sekarang hanya 100 Kg saja. Untuk pendapatan saat ini sebulan bisa dapat Rp 7- Rp 8 juta. Kalau nggak pandemi ya lebih dari itu," ucapnya.
Tak hanya itu, bahkan para pedagang yang biasanya mengambil tahu ditempatnya beberapa harus berhenti berjualan karena pandemi COVID-19.
"Ada tiga orang udah berhenti. Sekarang ya saya cuma ngirim ke pasar-pasar saja. Tergantung permintaan pasar. Sehari mengeloah 100 Kg kedelai itu jadi sekitar 7-8 masak. 1 masaknya 8 papan," jelas perempuan 53 tahun ini.
Selain mengelola tahu, di pabrik tersebut ia juga mengolah cincau. Bahkan dalam sehari ia bisa mengolah sekitar 50 drum.
"Paling rame cincau ini kalau bulan Ramadhan, bisa sampai 500 drum. Karena sekarang pandemi jadi apa-apa turun drastis," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Agar pabrik yang ia kelolah dapat tetap bertahan di masa pandemi, Mami pun berusaha untuk tetap melakukan proses produksi setiap harinya.
Bahkan, ia juga menjual ampas kedelai saat proses pembuatan tahu kepada orang yang memerlukan.
"Setiap hari jual 2 karung ampas tahu. Sama orang-orang biasanya dibuat makanan ternak atau dijadikan tempe menjes. Berapapun yang didapatkan intinya kita harus tetap bersyukur, karena semua ini titipin Tuhan," ucap Mami.
Dengan terekspose-ya pabrik tahu yang ia kelola, Mami berharap warga Surabaya membeli tahu lokal buatan pabriknya.
"Harapannya semoga COVID-19 segera berakhir agar situasi dapat kembali normal, omzet tahu bisa naik lagi. Dan untuk masyarakat bisa beli tahu di sini," pungkasnya.