Konten Media Partner

Kisah Mbah Lahar Penjual Kipas Anyaman Bambu, Nabung 25 Tahun untuk Naik Haji

3 Juni 2023 8:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mbah Lahar, penjual kipas anyaman bambu. Foto: Humas Kemenag Jatim
zoom-in-whitePerbesar
Mbah Lahar, penjual kipas anyaman bambu. Foto: Humas Kemenag Jatim
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mbah Lahar, jemaah haji kloter 25 asal Dusun Semampir, Desa Madulegi, Kecamatan Sukodadi Lamongan merasa bersyukur karena di usianya yang sudah senja, Sang Pencipta masih memberikan kesempatan padanya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah saya daftar pada tahun 2016 dan mendapatkan kesempatan berangkat tahun ini," tuturnya, di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Sabtu (3/6).
Mbah Lahar masuk dalam daftar penerima kuota khusus haji untuk lansia yang diberikan oleh pemerintah, karena usianya yang sudah melebihi 85 tahun.
Sebenarnya sebelum tahun 2016, anak-anak Mbah Lahar memiliki kemauan mendaftarkan haji bapak dan ibu mereka, namun Mbah Lahar menolak. Pasalnya Mbah Lahar ingin mendaftar dengan usahanya sendiri sehingga saat itu istrinya berkesempatan berangkat haji terlebih dahulu.
Dari hasil berjualan selama 25 tahun Mbah Lahar dapat mewujudkan cita-citanya mendaftar haji melalui kerja kerasnya sendiri.
Penghasilan dari usaha jualan kipas anyaman bambu itulah yang Mbah Lahar sisihkan untuk biaya naik haji.
ADVERTISEMENT
Sudah dua puluh lima tahun ia jualan kipas anyaman bambu. Namun 7 tahun terakhir, karena penjualan kipas bambu menurun, dia menambah barang dagangannya seperti kemoceng, pisau, gunting, kapur barus dan spons cuci piring.
"Keuntungan per hari mulai dari Rp 50 ribu hingga rata-rata seratus ribu. Pernah ada pembeli yang membayar lebih hingga satu juta," kenangnya.
Di usianya yang senja ini, Mbah Lahar berbagi tips supaya tetap bugar.
"Saya rutin makan kunyit. Dipotong kecil-kecil langsung dimakan. Kalau saya sakit kepala, tinggal minum puyer bintang tujuh," tukas kakek berusia 88 tahun ini.