Kisah Yunaz, Bersepeda Bawa 30 Buku demi Tumbuhkan Minat Baca Anak

Konten Media Partner
14 Juni 2019 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yunaz dan perpustakaan keliling 'Prasojo' yang dia tekuni sejak 2 tahun lalu. Foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Yunaz dan perpustakaan keliling 'Prasojo' yang dia tekuni sejak 2 tahun lalu. Foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Kebiasaan masyarakat Jepang yang selalu meluangkan waktu untuk membaca di mana pun ternyata menginspirasi Yunaz Karaman untuk membuat perpustakaan keliling. Perpustakaan keliling milik pria asal Malang ini dinamakan "Prasojo".
ADVERTISEMENT
Apa keunikan perpustakaan keliling Prasojo dibandingkan perpustakaan keliling lainnya? Biasanya, perpustakaan keliling menggunakan mobil, tapi perpustakaan keliling buatan Yunaz ini menggunakan sepeda angin.
"Karena hobi saya bersepeda, kenapa kok enggak sekalian saja pas gowes mengajak orang lain buat membaca buku," cerita Yunaz pada Basra, Jumat (14/6).
Ketika disinggung soal nama Prasojo, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini mengatakan, nama tersebut diambil dari Bahasa Jawa yang mempunyai arti "sederhana".
"Karena dengan hal-hal sederhana seperti ini, saya ingin mengajak masyarakat untuk gemar membaca," kata Yunaz.
Perpustakaan Prasojo milik Yunaz. Foto : Amanah Nur Asiah/Basra
Dalam sekali kayuh, Yunaz biasa membawa 20-30 buku dalam raknya. Untuk tempat pemberhentiannya sendiri, Yunaz mengaku biasa berkeliling di Taman Prestasi, daerah sekitar kampusnya, sampai ke warung kopi.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Perpustakaan Prasojo pernah menjelajah sampai ke luar kota seperti Jogja, Semarang, Mojokerto, hingga Gresik. ''Berangkat naik kereta api, pas sampai di Jogja dan Semarang baru saya kayuh keliling sambil bawa buku,'' kata Yunaz. Selama dua tahun mengenalkan perpustakaannya, Yunaz mengungkapkan banyak pengalaman yang ia dapat.
"Kendalanya sih lebih ke teknis, terus faktor alam, terus nunggu orang baca juga. Dulu pernah nunggu orang selesai baca buku sampai jam dua pagi. Nah asyiknya itu di situ," ungkapnya.
Ke depannya, mahasiswa jurusan sejarah ini akan terus mengembangkan perpustakaan kelilingnya. Bahkan, ia berharap dapat membangun perpustakaan yang lebih besar.
Yunaz pun berpesan kepada masyarakat untuk tetap dekat dengan buku dan mulai meningkatkan daya baca kepada buku. "Karena dengan buku kita bisa melihat dunia," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(Reporter : Amanah Nur Asiah / Editor : Windy Goestiana)