Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Kronologi Siswi SMP di Surabaya Hilang 3 Minggu, Ternyata Tewas di Gudang Peluru
9 Mei 2023 10:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Tewasnya Nurdiyana (14), siswi SMP di Surabaya, yang jenazahnya ditemukan di gudang peluru dengan kondisi mengenaskan, meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Ayah korban, Waluyo, tak menyangka jika putri bungsunya itu akan bernasib tragis.
ADVERTISEMENT
Waluyo mengisahkan, sebelum ditemukan tewas pada hari Minggu (7/5), Nurdiyana meninggalkan rumah sejak 16 April. Menurut Waluyo, kala itu Nurdiyana pamit ke rumah salah satu temannya untuk mengerjakan tugas sekolah.
"Tanggal 16 pagi sekitar jam 8 dia pamit ke rumah temannya di Bulak Banteng, katanya mau mengerjakan tugas. Dia memang sudah biasa main ke rumah temannya itu," tutur Waluyo saat ditemui Basra di kediamannya di kawasan Kedung Mangu, Selasa (9/5).
Waluyo melanjutkan, saat siang Nurdiyana tak kunjung pulang hingga dikontak sang ibu, Marayem. Kepada sang ibu, Nurdiyana berkata jika tugasnya masih belum selesai hingga belum bisa pulang.
"Di telepon ibunya jam setengah dua, katanya tugas sekolahnya belum selesai. Jam 3 di telepon lagi sama ibunya tapi sudah nggak bisa di telepon. Kemudian dijemput sama ibunya karena sudah sore dan mau buka puasa. Tapi pas di rumah Luluk (teman Nurdiyana) anaknya nggak ada," paparnya.
ADVERTISEMENT
Yang mengagetkan sejak pamit keluar rumah di pagi hari, Marayem mendapati fakta jika sang anak tidak pernah ke rumah Luluk.
"Jadi kata Luluk, Nur ini nggak ke rumahnya sama sekali dari pagi," tukasnya.
Waluyo mengatakan jika Nurdiyana pamit ke rumah Luluk jalan kaki mengingat jaraknya yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.
"Dia jalan kaki, wong rumahnya dekat," imbuh pria dua anak ini.
Tak mendapati sang buah hati di rumah Luluk, Waluyo dan istrinya bergegas mencari keberadaan putri di rumah teman-temannya yang lain. Namun pencarian yang dilakukan hingga malam hari itu tak membuahkan hasil, Nurdiyana tak kunjung ditemukan. Nomor telepon Nurdiyana juga tak bisa dihubungi.
Keesokan harinya Waluyo melaporkan hilangnya sang putri ke sekolah, SMPN 31 Surabaya. Oleh pihak sekolah hilangnya Nurdiyana lantas dilaporkan ke Dispendik.
ADVERTISEMENT
"Gurunya lapor ke Dispendik, saya diminta nunggu 1x24 jam baru lapor ke kantor polisi," kata pria asli Jombang ini.
Berbagai upaya dilakukan Waluyo dan sang istri untuk menemukan keberadaan sang putri. Selain melapor ke pihak kepolisian, Marayem juga menggunakan jasa 'orang pintar' (dukun) untuk menemukan Nurdiyana.
"Namanya orang tua pasti ingin segera ketemu anak. Kami nanya ke orang pinter, setiap dikasih tahu orang pinter Nur ada di mana pasti kami datangi tempatnya, tapi tetap nggak ketemu," kenang Marayem seraya meneteskan air mata.
Hingga pada hari Minggu (7/5) Waluyo mendapat telepon dari Polsek Kenjeran. Waluyo diminta datang ke kamar jenazah RSUD dr Soetomo untuk melihat jenazah yang baru saja ditemukan di Gudang Peluru Kedung Cowek. Hatinya berdebar setelah menjawab telepon itu.
ADVERTISEMENT
Untuk membuktikan kerisauan hatinya, Waluyo kemudian memutuskan pergi ke kamar jenazah RSUD Dr Soetomo.
Sebelum menginjakkan kaki masuk ke kamar jenazah, Waluyo berdoa berharap jenazah perempuan yang ditemukan di gudang peluru itu bukan anaknya. Pelan-pelan Waluyo mendekati jenazah itu. Setelah diamati, hatinya hancur. Ia menangis.
Ciri-ciri jenazah perempuan itu seperti anaknya yang hilang 3 minggu. Keyakinan itu muncul lantaran tak asing dengan cincin dan baju yang menempel di badan jenazah tersebut.
"Di situ saya yakin itu anak saya," tukas Waluyo seraya menahan tangis.
Hingga saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab kematian Nurdiyana. Jenazah Nurdiyana sendiri masih diotopsi.
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.