Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Mahasiswa Surabaya olah Ubi jadi Makaroni Sehat Tanpa MSG dan Gluten
17 Oktober 2022 13:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Makaroni merupakan salah satu makanan ringan yang menjadi favorit anak-anak hingga orang dewasa. Sayangnya, makaroni yang saat ini dijual di pasaran tak jarang mengandung bahan pengawet dan MSG.
ADVERTISEMENT
Kandungan itu tentu tidak baik bagi kesehatan, terlebih bagi para penderita penyakit celiac atau penyakit intoleransi gluten, anak-anak, dan lansia.
Berlatar belakang hal itu, lima mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, membuat produk olahan makaroni tanpa MSG dan gluten.
Bahkan inovasi tersebut berhasil mendapatkan pendanaan dari Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2022 yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemdikbud Ristek RI.
Inovasi bernama Makaseeh.rek ini merupakan karya Tazkia Ibnatiar Rahma, Farrel Christian Tomo, Cantika Salsabila Pratiwi, Andre Young, dan Aufa Nadia Alfayedha.
Tazkia selaku ketua tim menjelaskan, Makaseeh.rek adalah usaha kuliner camilan sehat yang berdiri sejak 2021 dengan slogan Sehatnya bertUbi-tUbi.
"Makaseeh.rek memilih bahan baku berupa ubi jalar putih yang mengandung serat yang tinggi sehingga dapat menjaga kelancaran pencernaan," kata Tazkia, Senin (17/10).
ADVERTISEMENT
Selain itu, ubi jalar putih juga memiliki manfaat untuk menurunkan kadar gula dalam darah pada penderita diabetes mengatasi stress karena mengandung vitamin B5 atau asam pantotenat, dan lain sebagainya.
"Ubi jalar putih itulah yang kemudian kami olah menjadi makaroni tanpa MSG, gluten, pengawet, dan pewarna," tambahnya.
Dalam perjalanan merealisasikan produk tersebut, Tazkia dan tim mendapati tantangan bahwa ternyata proses pembuatannya lebih sulit dari yang diperkirakan.
“Resep yang tersedia kebanyakan menggunakan tepung terigu yang mengandung gluten. Kami pun mencoba berbagai jenis tepung yang tidak mengandung gluten, tetapi malah menghasilkan cireng, stik, kue gosong, bagelen, kerupuk, dll. Selain itu, membuat bentuk makaroni juga cukup sulit,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa membuat makaroni sehat nyatanya membutuhkan biaya yang lebih tinggi untuk mempertahankan kualitas. Hal inilah yang akhirnya melatarbelakangi ia dan tim ikut serta dalam P2MW 2022.
ADVERTISEMENT
“Melalui P2MW 2022 kami mendapatkan pendanaan yang memungkinkan Makaseeh.rek untuk melakukan pengembangan produk seperti meningkatkan mutu kesehatan dan ekspansi pasar. Kemudian melalui pendampingan, kami bisa mendapatkan ilmu baru dalam membesarkan usaha rintisan,” tuturnya.
Setelah mendapatkan pendanaan, ke depan ia dan tim berfokus pada peningkatan efisiensi proses produksi sehingga bisa menghasilkan produk lebih cepat dengan kuantitas yang lebih banyak.
“Harapannya tentunya bisa merambah ke produk baru dengan tetap mengusung konsep dasar yaitu tanpa MSG, gluten, pengawet, dan pewarna. Juga tentunya konsep berbahan baku ubi,” tukasnya.