Konten Media Partner

Mayoritas Warga Indonesia Kekurangan Vitamin D3, Dosen Unusa Ungkap Penyebabnya

8 Agustus 2024 9:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dr Adyan Donastin ,dr, SpP, FISR, dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Dr Adyan Donastin ,dr, SpP, FISR, dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Bicara soal daya tahan tubuh, vitamin D3 termasuk yang penting untuk dipenuhi. Vitamin D3 kebutuhannya mencuat saat pandemi COVID-19 untuk menjaga imun tubuh. Hal ini menarik perhatian Dr Adyan Donastin ,dr, SpP, FISR, dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) untuk menuangkannya dalam sebuah penelitian untuk ujian terbuka program S3.
ADVERTISEMENT
"D3 banyak digunakan saat COVID-19, menurut saya ini hal yang menarik. Selain itu (D3) juga pernah saya angkat pada penelitian saya sebelumnya. Ketika saya ambil pendidikan spesialis saya juga meneliti vitamin D3 ini, kemudian saya kembangkan keterkaitannya dengan Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)," jelasnya kepada Basra, Kamis (8/8).
Adyan mengungkapkan, penggunaan vitamin D3 oleh masyarakat Indonesia meningkat hanya saat pandemi COVID-19. Namun di luar pandemi COVID-19 justru sebaliknya. Padahal sebagai negara tropis, harusnya sumber vitamin D3 ini cukup melimpah.
"Ironi memang, kita sebagai negara tropis tapi justru warganya masih banyak yang kekurangan asupan vitamin D3. Hampir 60 persen penduduk di Indonesia ini mengalami disefisiensi (kekurangan) vitamin D3," tegasnya.
Adyan melanjutkan, berdasarkan sejumlah penelitian yang ada, kekurangan vitamin D3 menjadi masalah serius karena dapat menimbulkan berbagai penyakit. Apalagi saat COVID-19 lalu, pasien yang kekurangan vitamin D3 memiliki gejala terpapar COVID-19 yang lebih berat.
ADVERTISEMENT
Vitamin D3 punya peran sangat penting dalam mengatur kadar kalsium di dalam tubuh, serta menjaga kekuatan tulang dan gigi. Vitamin ini dapat terbentuk secara alami ketika kulit terkena sinar matahari langsung.
Adyan lantas mengungkapkan faktor-faktor masih banyaknya masyarakat yang kekurangan vitamin D3. Salah satunya karena gaya hidup. Menurut Adyan, masih banyak masyarakat yang bekerja lebih sering di dalam ruangan sehingga kurang terpapar sinar matahari di pagi hari.
Selain dengan berjemur di pagi hari dan mengkonsumsi makanan kaya vitamin D3, seperti ikan laut, telur, susu dan olahannya, hati sapi, dan sereal yang diperkaya vitamin D3, pemenuhan vitamin ini juga bisa peroleh dari suplemen.