Konten Media Partner

Melihat Anak-anak Belajar dari Acara Kemdikbud di TVRI

14 April 2020 13:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Sejak Senin (13/4) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggandeng Televisi Republik Indonesia (TVRI) untuk membuat program baru bertajuk Belajar dari Rumah.
ADVERTISEMENT
Program tayangan ini menjadi salah satu alternatif pembelajaran bagi siswa, guru, maupun orang tua, selama masa belajar di rumah di tengah wabah COVID-19.
Salah satu yang menyaksikan program tersebut adalah Amelia Putri. Siswi yang duduk dibangku kelas 6 sekolah dasar (SD) ini mengungkapkan, adanya program tersebut sedikit membantu ia ketika belajar di rumah atau saat mengerjakan tugas.
Meski begitu, menurut Amel, belajar di sekolah secara tatap muka lebih enak karena bisa belajar bersama teman-teman dan materi yang dijelaskan lebih jelas.
"Kalau belajar secara daring gini kan pembahasannya sedikit. Terus kalau nggak paham nggak bisa tanyak langsung ke gurunya. Jadi siswa nggak bisa memahami materi secara keseluruhan," ungkapnya ketika ditemui Basra, Selasa (14/3).
ADVERTISEMENT
Ketika menyaksikan program tersebut Amel menuturkan jika ia sedang belajar sain. Dimana materi yang ditampilkan terkait pembuatan magnet yang dapat melayang.
Bahkan, ia juga berkeinginan untuk mencobanya ketika ada waktu luang. "Ingin mencoba, tapi masih banyak tugas sekolah yang harus dikerjakan. Mungkin nanti kalau tugasnya udah selesai saya mau coba," tuturnya.
Sementara itu, Dwi Kuswinarti ibu Amel mengatakan jika adanya tayangan edukasi tersebut sangat membantu sang anak untuk mengisi waktu luang ketika tidak ada tugas.
"Sangat membantu, bisa mengisi waktu kosong saat anak lagi nganggur dan nggak ada tugas dari sekolah. Apalagi dia juga bisa langsung praktek," kata Dwi.
Senada dengan Dwi, Paras Cindy selaku orang tua mengungkapkan jika program dari pemerintah sangat membantu. Namun, untuk prosesnya kurang efektif.
ADVERTISEMENT
Apalagi ia juga mempunyai anak yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK).
"Karena anaknya ini udah pingin masuk sekolah. Jadi dia liatnya ya kalau menurutnya seru ya dilihat, kalau bosen ditinggal main. Kalau sekolah kan dia bisa berinteraksi sama teman-temannya juga," pungkasnya. (Amanah Nur Asiah)