Menelusuri Kampung Pecinan Kapasan Dalam, Kampung Wisata Baru di Surabaya

Konten Media Partner
11 Maret 2021 15:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sudut Kampung Pecinan Kapasan Dalam, yang menjadi Kampung Wisata Baru di Surabaya. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Sudut Kampung Pecinan Kapasan Dalam, yang menjadi Kampung Wisata Baru di Surabaya. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir, Surabaya menambah destinasi wisata baru. Kampung Wisata Pecinan Kapasan Dalam, inilah destinasi wisata heritage baru di Kota Pahlawan. Diresmikan pada bulan Februari 2021 lalu, Kampung Wisata Pecinan Kapasan Dalam ini terletak di belakang Klenteng Boen Bio.
ADVERTISEMENT
Banyak obyek menarik yang bisa dinikmati saat memasuki kampung pecinan tua ini. Ratusan lampion digantung di sepanjang jalan kampung. Nuansa daratan Tiongkok kian terasa dengan hiasan mural yang menghiasi setiap sudut kampung.
"Di sini banyak sekali tempat-tempat untuk dipelajari oleh teman-teman dari pelajar, mahasiswa-mahasiswi atau komunitas yang lain. Mural yang ada juga memiliki makna tersendiri. Rata-rata mural tersebut mengisahkan tentang alur Dinasti Cing," jelas Donny Jung, Pemandu Wisata Kampung Pecinan Kapasan Dalam sekaligus tokoh sesepuh setempat, kepada Basra, Kamis (11/3).
Donny lantas menjelaskan, di kawasan tersebut ada juga semacam punden. Dimana di tempat tersebut setiap tahunnya digelar acara sedekah bumi.
Kampung Kapasan Dalam, lanjut Donny, menjadi saksi peradaban masyarakat Tionghoa di masa pemerintahan kolonial Belanda. Ada beberapa tempat bersejarah di kawasan tersebut yang hingga kini masih berdiri kokoh. Salah satunya bangunan gudang kayu berusia 200 tahun.
ADVERTISEMENT
"Saat pertempuran 10 Nopember 1945, bangunan ini dijadikan sebagai rumah sakit darurat," imbuh Donny.
Selain dikenal sebagai kampung pecinan, Kapasan Dalam juga dijuluki sebagai kampung kungfu. Ini dikatakan Donny karena mayoritas warga Tionghoa di kawasan tersebut dulunya sangat mahir ilmu beladiri kungfu.
"Sekarang yang jago kungfu tinggal generasi tuanya. Anak-anak muda disini ndak mau belajar kungfu," tukas kakek berkepala plontos ini.
Selain menyuguhkan bangunan bersejarah, kampung pecinan Kapasan Dalam juga menawarkan kuliner legendaris khas Tiongkok. Salah satunya Nasi Campur Nyaa Bang Boklan. Kuliner ini, kata Donny, sudah sejak jaman Belanda dan kini dikelola oleh generasi ketiga.
"Dia bukanya pagi dan jangan siang-siang kalau ingin nasi campur Nyaa Bang Boklan karena bakal kehabisan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT