Mengenal Metode Cup Feeder dan Manfaatnya Bagi Bayi

Konten Media Partner
12 April 2024 12:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengenal Metode Cup Feeder dan Manfaatnya Bagi Bayi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dampak dari penggunaan botol susu salah satunya menyebabkan bayi menjadi bingung puting terutama bagi bayi yang baru lahir. Karena hal itu bisa menyebabkan menyusui tidak efektif. Bayi menjadi rewel, tidak mau menghisap puting si ibu.
ADVERTISEMENT
"Jika kondisi itu terjadi, bisa menyebabkan cakupan ASI Eksklusif tidak tercapai. ASI Eksklusif mengacu pada ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan, tanpa menambah dan/atau menggantinya dengan makanan atau minuman lain," terang Firdaus, S.Kep.Ns., M.Kes, Dosen Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Unusa.
Firdaus melanjutkan, berbagai kondisi memang membuat ibu tidak dapat memberikan ASI secara langsung, seperti kondisi bayi yang kurang memungkinkan kesehatannya untuk disusui langsung ataupun pada kondisi ibu yang beraktivitas setiap harinya.
Cup feeder merupakan alternatif dari pemberian susu botol jika bayi tidak dapat menyusu dari payudara dan perlu diberikan ASI. Selain itu, dapat juga digunakan untuk menunjang bayi yang kurang mendapatkan ASI atau bayi yang terpisah dari ibunya untuk sementara waktu.
ADVERTISEMENT
"Menyusui menggunakan cup feeder merupakan salah satu metode menyusui yang mudah dilakukan. Ibu hanya perlu memberikan cup feeder yang terisi ASI secukupnya dan berikan dengan kondisi bayi dalam posisi tegak sehingga bayi dapat menghisap ASI dengan nyaman," jelasnya.
World Health Organization (WHO) menyebut pemberian ASI dengan cup feeder bayi sebagai metode yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan botol atau dot. Meski menyusui dengan cup feeder cocok untuk semua bayi, namun disarankan hanya digunakan pada kondisi-kondisi tertentu saja.
"Pemberian susu dengan cangkir dapat meningkatkan keberhasilan menyusui dan melanjutkan pemberian ASI untuk jangka waktu yang lebih lama. Itu karena menyusui langsung dari payudara memberikan banyak manfaat untuk ibu dan bayinya," imbuhnya.
Firdaus lantas mengungkapkan beberapa manfaat menggunakan cup Feeder bayi, dibandingkan dengan botol susu:
ADVERTISEMENT
1. Tidak menyebabkan bayi bingung puting
Mengurangi risiko bentuk gigi dan rahang tidak normal
2. Membantu mengurangi risiko gigi rusak
3. Mencegah bayi makan berlebihan
4. Mempermudah bayi belajar menggunakan cangkir
"Ada pun indikasi menggunakan cup feeder dengan berbagai kondisi, seperti bayi prematur, lemah atau sakit yang belum memiliki kekuatan untuk menghisap ASI dari payudara maupun dot pada botol susu. Kemudian bayi yang mengalami ikterus neonatorum yang dilakukan tindakan fototerapi, menyebabkan bayi tidak bisa menyusu langsung pada ibunya," paparnya.
Indikasi lainnya yakni bayi yang mengalami kesulitan menyusu dari payudara karena berbagai alasan seperti mengantuk, kelelahan, puting susu terbalik, tongue tie, masalah perlekatan dan lainnya.
"Kemudian bayi tak dapat disusui karena ibunya harus bepergian, atau mengalami nyeri karena puting pecah-pecah saat mengeluarkan ASI Bayi menolak payudara. Ibu harus istirahat menyusui karena alasan tetek Ibu memberikan makanan tambahan dan ingin menghindari penggunaan botol," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Firdaus pun memberikan langkah-langkah menggunakan cup feeder:
1. Persiapkan ASI
Pastikan ASI atau susu formula dalam keadaan hangat. Jangan gunakan microwave untuk menghangatkan susu. Sebagai gantinya, letakkan botol atau kantong ziplock di dalam mangkuk berisi air hangat.
2. Persiapkan Bayi
Bayi dibedong dengan selimut untuk membantu mengamankan lengan bayi agar tidak mengganggu saat menyusu menggunakan cup feeder.
3. Posisi Pemberian
Sebelum menyusu, pastikan bayi bangun dan tenang. Sebaiknya menggendong bayi dalam posisi tegak agar bayi tidak tersedak susu saat minum. Dan meletakkan kain atau waslap di bawah dagu bayi sebelum memulai.
"Isi setengah cup feeder dengan susu formula atau ASI yang agak hangat. Dekatkan bagian tepi cup feeder ke bibir bawah bayi atau bagian bawah gusi supaya bayi bisa menyesapnya. Jangan menuangkan susu ke dalam mulutnya karena berpotensi membuat bayi tersedak," terangnya.
ADVERTISEMENT
Ibu bisa merangsang refleks rooting bayi sebelum memberikan ASI. Ini adalah refleks yang sama saat bayi menyusu pada payudara dan botol. Dengan cara cukup tepuk kecil bibir bawahnya dengan tepi cangkir sebagai sinyal waktu membuka mulut.
Setelah itu, angkat cangkir dengan lembut agar susu mencapai tepi cangkir. Untuk beberapa saat, tetaplah dengan posisi ini meski bayi sedang tak menyusu. Cara ini akan membuatnya mudah untuk kembali menyeruput susu setelah istirahat sesaat.
Bayi akan segera belajar cara menghisap susu dari tepi cup feeder dengan lidahnya. Untuk itu, jaga kecepatan menyusunya agar tetap lambat dan hentikan sesekali untuk membuatnya bersendawa.
"Hindari menekan bibir bawah atau menuangkan susu ke dalam mulut. Lanjutkan menyusui bayi dengan kecepatan sesuai kemampuannya dan biarkan bayi menyusu sesuai kebutuhan dan kemampuannya," ingatnya.
ADVERTISEMENT
"Perhatikan bayi dengan cermat untuk mencari petunjuk bahwa dia sudah selesai menyusu atau belum. Secara umum, pemberian ASI dengan cup feeder tidak boleh lebih dari 30 menit. Faktanya, memberi susu dengan cup feeder bisa dilakukan dengan waktu yang sama saat menyusu di payudara, yakni 10-15 menit di setiap sisi," pungkasnya.