Mie Tebak, Inovasi Mie dari Tempe dan Daun Sengkubak yang Tinggi Protein

Konten Media Partner
16 September 2022 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mie Tebak inovasi mahasiswa Ubaya.
zoom-in-whitePerbesar
Mie Tebak inovasi mahasiswa Ubaya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari World Instant Noodles Association (WINA) menunjukkan Indonesia menjadi negara kedua terbesar tingkat konsumsi mie instan di dunia.
ADVERTISEMENT
Mengetahui hal itu, dua mahasiswa Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya, menciptakan mie dari tempe dan daun sengkubak.
Inovasi yang diberi nama Mie Tebak ini merupakan karya Victoria Diana Indah Lestari dan Audrey Layana Tjahyadi.
“Kami berdua juga suka makan mie. Oleh sebab itu, kami ingin membuat mie dari tempe dan daun sengkubak yang tinggi protein supaya lebih bergizi,” ujar Victoria, Jumat (16/9).
Victoria menjelaskan, tempe dipilih menjadi bahan utama karena memiliki protein tinggi. Berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia tahun 2017, kadar protein tempe kedelai murni mentah adalah sebesar 20,8 gram per 100 gram.
Protein tinggi tersebut didapatkan dari tempe yang diolah menjadi tepung komposit. Untuk meningkatkan cita rasa gurih, mie ditambahkan bubuk daun sengkubak.
ADVERTISEMENT
Daun sengkubak atau daun kemangi imbo adalah daun yang banyak tumbuh di daerah perhutanan Kalimantan Barat. Daun dengan nama latin Pycharrhena cauliflora (Miers.) Diels biasa digunakan masyarakat suku Dayak sebagai penyedap alami masakan.
“Berdasarkan penelitian terdahulu, daun ini memiliki kandungan senyawa asam asetat, butyl ester (C16H12O2) dan beta citronellol (C10H20O) sehingga dapat menjadi pengganti MSG (Monosodium glutamate),” jelasnya.
Ia juga menuturkan, bahwa kandungan protein pada mie berbahan 100% tepung terigu sebesar 1,6%. Sedangkan, Mie Tebak memiliki kandungan protein 4% lebih tinggi, yaitu sebesar 5,6%.
“Jadi dapat dikatakan apabila seseorang mengonsumsi Mie Tebak, ia juga akan mendapat tambahan protein yang lebih tinggi dibandingkan mengonsumsi mie biasa,” tambahnya.
Untuk menemukan komposisi bahan Mie Tebak yang tepat, Victoria dan tim membutuhkan waktu selama 2-3 minggu. Mereka membuat tiga macam rasio formulasi untuk pembuatan mie tepung tempe dan penambahan bubuk daun sengkubak.
ADVERTISEMENT
Untuk lembuatan Mie Tebak sendiri membutuhkan waktu 2 hari. Prosesnya dimulai dari mengeringkan tempe dan daun sengkubak menggunakan cabinet dryer. Kemudian, tempe dan daun sengkubak yang kering dihaluskan menggunakan food processor.
Tahapan dilanjutkan ke pembuatan mie. Tepung tempe, bubuk daun sengkubak, dan tepung terigu dicampur. Kemudian, campuran tersebut diuleni menjadi adonan yang siap digiling menjadi mie. Setelah itu, mie direbus hingga matang dan siap dimakan. “Harapannya produk kami menjadi preferensi masyarakat dalam mengonsumsi mie yang sehat dan bergizi,” pungkasnya.