Konten Media Partner

Pakai Baju Bobot 16 Kilogram, Azriel Menang di Teen Star Internasional Thailand

30 Agustus 2023 13:37 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Azriel Emeraldo Multi Andima, siswa kelas VIII Spins Interactional School Surabaya. Foto: Dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Azriel Emeraldo Multi Andima, siswa kelas VIII Spins Interactional School Surabaya. Foto: Dok. pribadi
ADVERTISEMENT
Di usianya yang masih 13 tahun, Azriel Emeraldo Multi Andima sudah merasakan kompetisi berskala internasional yang membuatnya memetik segudang pengalaman sekaligus pembelajaran. Dalam ajang Teen Star International beberapa waktu lalu di Thailand, Azriel tidak hanya membawa pulang gelar 3rd Runner Up, tetapi juga dua gelar atributif lainnya.
ADVERTISEMENT
Setelah melalui karantina di Thailand pada 2-9 Agustus hingga malam final yang menguras tenaga, Azriel pulang ke Indonesia dengan senyum sekaligus rasa bangga. Siswa kelas VIII Spins Interactional School Surabaya ini menjadi perwakilan Indonesia dalam Teen Star International. Itu merupakan ajang kids pageant untuk anak-anak hingga remaja di rentang usia 11-15 tahun.
Azriel bertanding dengan perwakilan dari 40 negara lain yang juga mengirimkan wakilnya. Selama delapan hari, dia menjalani karantina yang ketat dengan jadwal padat setiap harinya. Mulai dari serangkaian photoshoot di Bangkok dan Pattaya, kompetisi baju renang anak, tampilan bakat hingga kompetisi national costume (natcos).
Penilaian pun dilakukan sejak hari pertama karantina hingga malam puncak final.
"Ada juga penilaian fashion show di dalam mal. Semua penilaian dilakukan di tempat yang berbeda-beda. Setiap hari diajak ke tempat baru seperti floating market atau pasar terapung di Thailand," ujarnya, Rabu (30/8).
ADVERTISEMENT
Di hari kelima karantina, Azriel melakoni sesi peragaan natcos. Dia mengenakan kostum dengan karakter komodo buatan Dhaniel Mohtar, desainer kostum yang juga berkiprah di ajang Jember Fashion Carnaval (JFC). Dhaniel mengombinasikan tenun NTT yang menjadi daerah asal komodo. Karakter komodo yang besar dibuat dari material spons yang diukir hingga menyerupai komodo asli. Lantas didesain sedemikian rupa hingga mudah untuk dilepas pasang.
National Director Mister Preteen Indonesia Davina Pietrek mengatakan, komodo dipilih karena mewakili satwa langka yang ada di Indonesia.
"Untuk mengenalkan pada negara lain bahwa kita punya satwa langka yang sangat ikonik. Selain itu, komodo bisa mewakili pesan mengenai kekuatan dan keberanian," ujar Davina.
"Natcos itu lumayan berat, kurang lebih 16 kilogram. Waktu di bandara harus dibawa dengan bagasi khusus karena volumenya besar," kenang Azriel.
ADVERTISEMENT
Azriel mengungkapkan, sebelum diperagakan di atas panggung, setiap peserta harus bergantian melakoni sesi foto. Sehingga Azriel pun harus mengenakan natcos yang cukup berat itu selama lebih dari tiga jam.
Alhasil, malam hari selepas kompetisi natcos, Azriel merasa demam dan pundaknya sakit karena menopang beban natcos selama berjam-jam. Padahal dia harus langsung melakoni kegiatan berikutnya pada esok harinya, yakni persiapan gladi resik seperti latihan koreografi untuk malam grand final. Namun semua kelelahan itu terbayar saat juri mengumumkan bahwa dia adalah pemenang Best Natcos.
"Luar biasa rasanya. Karena bisa menang best natcos padahal negara lain seperti Thailand juga punya natcos yang bagus. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil selepas kompetisi. Seperti lebih banyak tersenyum, lebih ramah, lebih sabar, dan bisa menyapa orang lebih dulu. Sampai sekarang saya juga masih berkomunikasi lewat sosmed dengan beberapa teman seperti dari Nepal dan Srilangka," paparnya.
ADVERTISEMENT
Selain Best Natcos, Azriel juga memeroleh gelar Winner Choice People Award, yakni peserta favorit pilihan juri dan sesama peserta. Dia juga dinobatkan sebagai 3rd Runner Up atau Juara 4 Teen Star International 2023. Sang ayah, Andreas Sarmin mengatakan, pengalaman itu sangat berharga. Azriel bisa mengenal teman-teman dari berbagai negara dengan budaya yang berbeda.
"Sekaligus mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya. Juga supaya Azriel tahu perbedaan dari setiap negara. Pengalaman itu bisa dibawa sampai dia dewasa nanti. Harapannya dia bisa lebih mengerti makna kehidupan. Bahwa untuk menjadi seorang pemenang itu harus melalui jalan yang berat dengan usaha yang jatuh bangun," terang Andreas.