Konten Media Partner

Penjelasan Dokter Soal Ruam Merah yang Muncul pada Pasien COVID-19

28 Desember 2020 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, pedangdut Dewi Perssik mengabarkan bahwa dirinya baru saja sembuh dari infeksi virus corona (COVID-19).
ADVERTISEMENT
Melalui akun instagram pribadinya @dewiperssikreal, DP begitu akrab disapa membagikan pengalamannya saat terkena COVID-19. Dalam unggahannya, DP memperlihatkan tubuh dan wajahnya yang dipenuhi bercak merah akibat terpapar COVID-19.
"Jadi timbul kemerahan ini adalah salah satu yang timbul dari mereka yang terkena covid sekitar 20%," tulis DP dalam keterangan fotonya.
Menanggapi hal itu, Dr Christrijogo Sumartono W, dr SpAn KAR, KIC mengatakan, jika apa yang dialami DP memanglah hal wajar terjadi ketika ada seseorang terkonfirmasi COVID-19.
"Kalau terkena virus bisa terjadi. Memang reaksi dari virus itu ada yang ke kulit, timbul bercak merah gitu. Tapi nggak semua orang mengalami hal seperti itu," ucap Dr Christrijogo ketika dihubungi Basra, Senin (28/12).
ADVERTISEMENT
Staff medis dari Departemen Anestesi yang bertugas di ruang khusus infeksi RSUD dr. Soetomo Surabaya ini menjelaskan, apa yang dialami DP merupakan manifestasi dari virus corona.
"Di dunia kedokteran namanya manifestasi. Manifestasi corona berbeda, yang jelas ada beberapa manifestasi seperti batuk, pilek, sakit kepala, delirium, diare, nyeri otot, dan lain-lain. Tidak jelas tanda-tandanya, tapi tidak keluar dari 14 hari," jelasnya.
Ia menuturkan, sebelum keluar bercak merah, penderita biasnaya akan merasakan demam hingga tidak enak badan.
"Jadi munculnya itu setelah demam, misal kita terpapar, demam muncul hari ketiga, ketujuh. Setelah demam hilang baru muncul ruam itu tadi," tuturnya.
Untuk itu, ia pun berpesan kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dan tidak meremehkan virus corona.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat jangan menyepelekan penyakit COVID-19 ini, tetap patuhi 3M. Tolong sekarang karena kita tidak bisa mengatasi dengan 3T (Tes, Tracing, Treatment) ya lebih baik kita harus parno terhadap orang lain denga tidak berkerumun, tetap cuci tangan, dan selalu pakai masker," pungkasnya.