Ramai Kasus Flu Burung, Pakar Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Konten Media Partner
17 Maret 2023 12:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Belakangan, kasus flu burung kembali membuat heboh masyarakat. Bahkan, kasus flu burung clade baru 2.3.4.4b pada bebek peking telah ditemukan di peternakan Kalimantan Selatan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Prof Dr Chairul Anwar Nidom MS drh, mengatakan, munculnya virus flu burung akhir-akhir ini merupakan peristiwa alamiah.
“Virus ditakdirkan oleh Allah dalam tubuhnya tidak memiliki kelengkapan, jadi tidak bisa menghasilkan energi sendiri. Tapi dia (virus) diberikan tugas oleh Allah untuk memperbanyak diri,” ucapnya, Jumat (17/3).
Menurutnya, sebuah virus harus mencari inang untuk bisa mendapatkan energi dan bisa bertahan hidup. Hal ini dilakukan virus agar bisa memperbanyak diri.
Prof Nidom menjelaskan, virus yang menginfeksi ayam ini dapat mengakibatkan kematian pada ayam dengan persentase hingga 100 persen. Meski demikian, belum ada bukti penelitian bahwa virus ini dapat menular antar manusia.
“Sampai saat ini belum ada fakta yang mengatakan bahwa ini (virus flu burung) bisa menular sesama manusia,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Guru Besar Biologi Molekuler Virus ini mengungkapkan, jika masyarakat tak perlu khawatir untuk mengkonsumsi produk unggas, baik daging atau telur. Meski merupakan virus yang berbahaya, virus flu burung dapat mati akibat pemanasan.
“Sebelum dijual, ayam itu ada proses pencabutan bulu. Saat pencabutan bulu ayam dilakukan pemanasan dengan air suhu 56 sampai 60 derajat celsius, itu virus sudah mati,” ungkapnya.
Sementara terkait produk telur, Prof Nidom menambahkan, jika telur tidak memiliki potensi menularkan virus. “Selain kulit telur, di dalam telur itu ada selaput tipis berwarna putih yang menjadi penyaring semua mikroba dari luar,” tambahnya.
Tak lupa, ia juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak mendekati kerumunan ayam. Karena hal tersebut berpotensi membawa virus. "Karena virus ini akan tetap ada saat ayam dalam keadaan hidup," tukasnya.
ADVERTISEMENT