Rancang Obat Corona, Remaja 14 Tahun dari Texas Raih Hadiah USD 25 Ribu

Konten Media Partner
22 Oktober 2020 6:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anika Chebrolu baru memenangkan Grand Prize 3M Young Scientist Challenge 2020 senilai USD 25 ribu
zoom-in-whitePerbesar
Anika Chebrolu baru memenangkan Grand Prize 3M Young Scientist Challenge 2020 senilai USD 25 ribu
ADVERTISEMENT
Nama Anika Chebrolu mendadak jadi pembicaraan dunia karena remaja berusia 14 tahun ini baru memenangkan Grand Prize 3M Young Scientist Challenge 2020 senilai USD 25 ribu atau sekitar Rp 366.450.000 (nilai tukar Rp 14.658).
ADVERTISEMENT
Anika merupakan siswa kelas 8 dari Frisco, Texas, Amerika Serikat. Gadis berdarah India Amerika ini membuat dunia terpana karena upayanya merancang obat COVID-19.
Awalnya, Anika yang sudah tertarik dengan dunia sains ini mencoba meneliti tentang virus flu secara umum. Anika mengaku terinspirasi untuk mencari obat potensial penyembuhan virus setelah mengetahui tentang pandemi flu di tahun 1918. Anika juga menyadari begitu banyak orang meninggal setiap tahun di Amerika karena flu padahal sudah ada vaksin dan obat anti-influenza di pasaran.
Anika pun mulai menggunakan metode in-silico untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang bisa mengikat protein pembentuk virus influenza. Senyawa kimia yang dimaksud Anika ini memiliki aktivitas farmakologis atau biologis yang kemungkinan berguna secara untuk penyembuhan (terapeutik).
ADVERTISEMENT
"Tapi kemudian saya melihat pandemi COVID-19 ini sangat parah dan dampaknya yang drastis mengubah dunia dalam waktu begitu singkat. Akhirnya, dengan bantuan mentor saya, saya mengubah arah penelitian untuk menargetkan virus SARS-CoV-2. Dan itu berhasil," kata Anika.
Metode in-silico yang dipakai untuk mengidentifikasi molekul kimia pengikat protein pada virus influenza ternyata juga bisa secara selektif mengikat lonjakan protein pembentuk virus SARS-CoV-2.
In-silico adalah salah satu studi penemuan obat dengan memanfaatkan komputer. Seperti diketahui, dalam proses penemuan obat membutuhkan waktu yang sangat lama dan biaya yang mahal. Karena itu, dengan menggunakan metode in-silico pada kimia komputasi bisa membantu untuk mengembangkan simulasi dan kalkulasi dalam merancang obat.
Kata salah satu juri 3M Young Scientist Challenge, Dr. Cindy Moss, Anika punya pikiran untuk mengetahui sesuatu dan menggunakan keingintahuannya untuk mengajukan pertanyaan tentang vaksin COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Karyanya komprehensif dan ia memeriksa banyak database. Dia juga mengembangkan pemahaman tentang proses inovasi dan seorang komunikator yang ahli. Kemauan Anika untuk menggunakan waktu dan bakatnya membantu dunia menjadi tempat lebih baik dan memberi harapan bagi kita semua," kata Dr. Cindy Moss.