Konten Media Partner

Reaksi Keras Paul Munster dan Azrul Ananda Usai Persebaya Kalah 4 Kali Beruntun

26 Januari 2025 7:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Persebaya Paul Munster (tengah). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Persebaya Paul Munster (tengah). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Hasil buruk diraih Persebaya Surabaya saat melakoni pertandingan kontra Barito Putera di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Sabtu (25/1) malam. Persebaya ditaklukkan Barito Putera 3 gol tanpa balas. Hasil ini sekaligus menjadi kekalahan keempat Persebaya secara beruntun setelah sebelumnya dibungkam Malut United, PSS Sleman, dan Bali United.
ADVERTISEMENT
Dalam sesi konferensi pers setelah laga, pelatih Persebaya Paul Munster mengaku syok atas rentetan hasil buruk yang dialami timnya.
“Empat kekalahan beruntun ini tidak bisa diterima. Jujur, saya sangat syok. Sebab ini tidak seperti yang kami harapkan. Apalagi kami berada di posisi dua di klasemen,” ujar Munster.
Selanjutnya Persebaya akan bersiap menjamu Persita Tangerang di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) pada Jumat (31/1) mendatang. Munster menegaskan bahwa kemenangan dalam tersebut adalah harga mati.
“Kami harus memperbaiki mental, mencetak gol, dan mengembalikan kepercayaan diri. Sepak bola adalah tentang mencetak gol,” tegasnya.
Tak tinggal diam, CEO Persebaya Surabaya Azrul Ananda mengomentari rentetan hasil negatif yang diraih timnya.
Menurut putra dari Dahlan Iskan itu, kekalahan Persebaya dari Barito Putera lebih dari sekadar mengecewakan.
ADVERTISEMENT
Ia menyesalkan performa sejumlah pemain yang seharusnya jadi pemimpin di lapangan justru menjadi beban bagi tim.
“Kami sudah tidak lagi kecewa. Kami sudah pada level menahan kemarahan,” ungkap Azrul dalam unggahan akun Instagram official Persebaya, Sabtu (25/1) malam.
“Beberapa pemain yang seharusnya menjadi leader di tim ini performanya sangat mengecewakan. Malah seolah menjadi beban,” ungkapnya.
Azrul menilai para pemain terlalu terlena. Sehingga mereka seperti kehilangan ruh permainannya.
“Mereka terlalu terlena. Tim ini seperti kehilangan soulnya,” tegas Azrul.