Konten Media Partner

Sering Merasa Tak Nyaman di Ketiak, Nadia Divonis Kanker Payudara Stadium 3A

4 Februari 2025 7:59 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kanker payudara. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker payudara. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Tanggal 4 Februari setiap tahunnya menjadi hari yang sangat penting karena diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Hari Kanker Sedunia tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global mengenai kanker, tetapi juga memberikan harapan dan semangat kepada mereka yang sedang berjuang melawan penyakit ini.
ADVERTISEMENT
Berjuang untuk sembuh dari kanker bukanlah hal yang mudah. Butuh semangat dan dukungan penuh dari keluarga. Ini seperti yang dialami Nadia (43). Selama 8 tahun perempuan asli Surabaya ini berjuang sembuh dari kanker payudara.
Nadia menuturkan awal mula terdeteksi kanker payudara sudah pada stadium 3A. Meski di awal diagnosis, sang dokter tak yakin jika Nadia mengalami kanker payudara.
"Saya merasa ada benjolan di payudara, nggak sakit memang. Kemudian saya merasa nggak enak di ketiak, seperti terasa panas dan gerah. Yang di ketiak ini rasanya timbul tenggelam. Kemudian saya periksa. Nah kata dokternya waktu itu nggak ada benjolannya setelah dia raba. Tapi saya yakin kalau saya punya benjolan," kisah Nadia kepada Basra, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Nadia pun ngotot meminta pemeriksaan lebih lanjut yakni USG dan mammografi. Keinginan Nadia ini semakin kuat lantaran dalam keluarganya ada riwayat kanker.
"Ibu saya kanker serviks dan ayah kanker darah. Jadi saya semakin yakin untuk periksa lanjutan waktu itu," tukas Nadia.
Pemeriksaan lanjutan pun dilakukan Nadia. Dari hasil USG dan mammografi, Nadia menyebut jika sang dokter baru meyakini jika ada benjolan di payudaranya.
"Dari hasil USG dokter itu baru yakin kalau saya ada benjolan. Dan itu disampaikan ke saya dengan penyampaian yang membuat saya justru merasa tidak nyaman. Dia bilang kalau benjolan itu ganas jadi harus segera dioperasi. Saya malah makin takut dan nggak tenang setelah mendengar penjelasan dokter itu," kenangnya.
ADVERTISEMENT
Merasa tak lagi nyaman dengan dokter tersebut, Nadia memutuskan untuk tak lagi melanjutkan pemeriksaan bahkan operasi. Nadia merasa kecewa sekaligus dirundung kesedihan yang mendalam. Di sinilah dukungan penuh dari keluarga dia dapatkan.
Menurut Nadia, keluarganya selalu menyemangati untuk tak putus asa berobat dengan cara mencari dokter lain. Hingga 6 bulan kemudian Nadia dipertemukan dengan dr Sahar.
"Saya ketemu dengan dokter Sahar dan melanjutkan pemeriksaan. Hasilnya juga sama, saya memang harus operasi (pengangkatan payudara). Tapi dokter Sahar tidak memaksa saya untuk langsung operasi. Dia menyarankan saya untuk menguatkan diri dulu baru dilakukan tindakan operasi," terang Nadia.
Merasa cukup nyaman dengan dokter Sahar, Nadia pun memutuskan segera melakukan tindakan operasi pengangkatan payudara apalagi benjolan itu diketahui semakin membesar.
ADVERTISEMENT
"Dengan dokter Sahar ini saya baru merasa nyaman dan yakin untuk operasi," tukasnya.
Bagi Nadia, kenyamanan yang diberikan dokter Sahar melalui perhatian dan tutur kata yang tanpa menakut-nakuti sangat penting bagi pasien kanker seperti dirinya.
"Orang kalau sudah dengar kalau dia sakit kanker itu kan pasti sudah hancur hatinya, itu yang saya rasakan. Kita butuh motivasi atau dukungan untuk bisa sembuh, bukan hal-hal yang justru membuat kita merasa takut. Kalau sudah kita merasa takut atau panik malah nggak semangat untuk berobatnya," tandasnya.