Setahun Bom Surabaya, Ibunda Evan dan Nathan: Saya Lupakan yang Jahat

Konten Media Partner
13 Mei 2019 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Enam jemaat Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Surabaya yang menjadi korban bom 13 Mei 2018. Foto: Windy Goestiana/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Enam jemaat Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Surabaya yang menjadi korban bom 13 Mei 2018. Foto: Windy Goestiana/Basra
ADVERTISEMENT
Tepat satu tahun yang lalu yakni 13 Mei 2018, bom meledak di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Salah satunya ialah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya.
ADVERTISEMENT
Enam jemaat dinyatakan meninggal dunia dalam tragedi tersebut. Mereka adalah Aloysius Bayu Rendra Wardana, Mayawati, Liem Gwat Nie, Ciska Eddy Handoko, serta kakak beradik Vincentius Evan Hudojo dan Nathanael Ethan Hudojo yang saat itu berusia 11 dan 8 tahun.
Saat ini, Gereja Santa Maria Tak Bercela mengadakan peringatan satu tahun bom Surabaya, Senin (13/5). Beberapa wajah jemaat yang turut hadir tampak tak asing. Beberapa di antaranya adalah orang tua mendiang Evan dan Nathan, Wenny Angelina dan Erry Hudojo.
Erry Hudojo (berbaju biru) dan Wenny Angelia (berbaju hitam dan berkacamata), orang tua Evan dan Nathanael.
Wenny, ibu Evan dan Nathan, terlihat tegar menyapa beberapa jemaat yang duduk dan mendampinginya. Namun, suara Wenny tiba-tiba bergetar saat mulai bercerita pada Basra tentang satu tahun terakhir yang dilewati tanpa putra tercinta.
ADVERTISEMENT
"Hari ini rasanya campur aduk. Dua hari ini saya ke rumah anak-anak (peristirahatan terakhir di Sukorejo). Tidak mudah ya melaluinya. Tidak gampang. Saya masih menangis. Wajar ya saya kehilangan dua anak sekaligus," kata Wenny membuka pembicaraan.
Meski wajahnya berusaha tersenyum, Wenny beberapa kali terdiam sembari menata kalimat dan perasaannya sebelum kembali bercerita.
"Saya belum berani masuk ke sekolah anak-anak. Takut enggak kuat. Terakhir saya ambil rapor Evan, setelah itu enggak pernah lagi," kenang Wenny.
Satu tahun ini dijalani Wenny dan Erry dengan saling menguatkan.
"Saya berusaha membiasakan diri tidak ada lagi anak-anak. Kenangan sama mereka saya selalu ingat. Kenangan yang jahat, sudah saya lupakan. Saya sudah maafkan. Saya sudah enggak ingat wajah tersangkanya," kata Wenny yang malam ini datang ke gereja bersama mertua dan keponakannya, Evelin, yang jadi korban selamat dari tragedi nahas itu.
Foto: Windy Goestiana/Basra
Peringatan satu tahun bom Surabaya diisi dengan doa bersama tujuh pemuka agama dan diskusi 'Buku Merawat Ingatan Merajut Kemanusiaan' yang berisi refleksi, narasi, dan cerita seputar serangan bom di Surabaya setahun silam.
ADVERTISEMENT
Total ada 3 bom yang meledak di Surabaya pada 13 Mei 2018. Tiga lokasi itu adalah Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan. Kemudian pada 14 Mei 2018 ada bom susulan yang meledak di kompleks Rumah Susun Wonocolo di Taman Sidoarjo dan Markas Polrestabes Surabaya. (Reporter : Windy Goestiana)