Konten Media Partner

Tiga Tantangan Digitalisasi Rumah Sakit di Indonesia

17 Maret 2023 9:21 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Heru Eko Susanto, Sub koordinator Analsis & Monitoring Pelayanan RSUD dr.Iskak Tulungagung. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Heru Eko Susanto, Sub koordinator Analsis & Monitoring Pelayanan RSUD dr.Iskak Tulungagung. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Pada akhir tahun 2021, Kemenkes RI merilis Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024 yang menyebutkan tantangan utama layanan kesehatan Indonesia adalah membangun data kesehatan nasional, di mana lebih dari 80% fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini belum tersentuh teknologi digital serta data yang terfragmentasi dan tersebar pada ratusan aplikasi sektor kesehatan bervariasi. Bahkan menurut laporan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) ada lebih dari 2450 rumah sakit di seluruh Indonesia di mana sebagian besar masih dikelola secara independen dan belum mempunyai standardisasi dan akreditasi internasional serta memiliki sistem pengumpulan dan penyimpanan data secara tradisional. Permenkes 24 tahun 2022 tentang Rekam Medis menetapkan bahwa seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus menyelenggarakan Rekam Medis Elektronik paling lambat pada 31 Desember 2023. Untuk itu seluruh fasilitas kesehatan harus mempersiapkan diri baik dari sisi infrastruktur maupun kesiapan teknis yang terkait lainnya.
ADVERTISEMENT
Heru Eko Susanto, Sub koordinator Analisis & Monitoring Pelayanan RSUD dr.Iskak Tulungagung mengungkapkan tidak mudah bagi rumah sakit (RS) menerapkan digitalisasi dalam pelayanannya. Setidaknya ada 3 tantangan bagi RS dalam upaya menerapkan digitalisasi, yakni people (orang), proses, dan teknologi.
"Tiga hal itu yang hal yang umum (di hadapi rumah sakit). Dadi people misalnya kadang kita kesulitan mencari tenaga IT yang mumpuni apalagi untuk rumah sakit daerah karena banyak tenaga IT di daerah yang justru 'lari' ke kota-kota besar," jelasnya saat dijumpai Basra usai menjadi pembicara dalam acara talk show bertajuk 'Improving Health Care Operational Efficiency Through Digital Transformation' yang digelar PT Mega Buana Teknologi (MBT) perusahaan penyedia solusi infrastruktur TI sekaligus anak perusahaan CTI Group, bersama NetApp, perusahaan penyedia layanan data berbasis cloud global, di Surabaya, (15/3).
Talk show bertajuk 'Improving Health Care Operational Efficiency Through Digital Transformation' yang digelar PT Mega Buana Teknologi (MBT) perusahaan penyedia solusi infrastruktur TI sekaligus anak perusahaan CTI Group, bersama NetApp, perusahaan penyedia layanan data berbasis cloud global.
"Sedangkan dari sisi proses tentunya berhubungan dengan tata kelola IT yang harus ditetapkan (ada SOP). Nah di sisi teknologi kita selalu mencari teknologi yang terkini dan terupdate tapi sesuai dengan kebutuhan kita," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Meski memiliki tantangan, Heru menegaskan jika digitalisasi di rumah sakit memiliki banyak manfaat. Di antaranya adanya kecepatan pembersihan data, kecepatan pengajuan klaim, kecepatan pelayanan, hingga ketersediaan informasi terkait alat-alat medis.
"Itu akan menjadi satu keuntungan bagi tenaga medis dalam merawat pasien. Otomatis data-data itu sudah tersaji, perawat dan dokter itu bisa (cepat) melakukan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien," tandasnya.
RSUD dr. Iskak Tulungagung sendiri pada penghujung tahun 2022 lalu kembali menerima penghargaan Top Digital Award untuk kategori Top Digital Implementation. Penghargaan serupa juga berhasil diraih setahun sebelumnya. Dengan demikian penghargaan itu diraih oleh rumah sakit daerah yang dimiliki oleh Pemkab Tulungagung dua kali secara berturut-turut.
Selain itu RSUD dr. Iskak Tulungagung juga meraih predikat bintang 3 dari bintang 5 dalam asesmen BPJS Trust Mark tahun 2022. Penghargaan ini termasuk dalam tertinggi untuk kategori Rumah Sakit Umum Daerah. Keberhasilan RSUD dr. Iskak Tulungagung dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kinerjanya juga telah mendapat penghargaan dan pengakuan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) karena berhasil melakukan inovasi pelayanan kesehatan melalui sistem manajemen rumah sakit yang lebih baik melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi digital sehingga pelayanannya menjadi lebih efektif dan efisien serta menghadirkan pengalaman terbaik kepada pasiennya. Karena itu Kemenkes RI juga menjadikan rumah sakit dr. Iskak Tulungagung ini sebagai percontohan dan benchmark inisiatif reformasi tata layanan perumahsakitan di Indonesia yang dilakukan oleh Kemenkes.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Adir Ginting, Country Manager NetApp Indonesia mengungkapkan, seiring dengan percepatan perjalanan transformasi digital penyedia layanan kesehatan di Indonesia, volume data yang dihasilkan akan terus meningkat secara eksponensial.
"Oleh karena itu, penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk memanfaatkan data secara lebih efisien, aman, dan real-time sehingga dapat mengembangkan dan menerapkan solusi yang berorientasi pada pasien yang inovatif dan meningkatkan kualitas keseluruhan pengalaman pasien. Melalui kemitraan kami dengan Mega Buana Teknologi, kami bangga dapat berperan membantu penyedia layanan kesehatan besar dan rumah sakit seperti RSUD dr. Iskak Tulungagung dalam memodernisasi, memperluas sistem manajemen data mereka, dan pada akhirnya, melepaskan kekuatan data kesehatan," tandasnya.