Tips Atasi Gangguan Psikososial Bagi Pasien Kanker

Konten Media Partner
15 Februari 2023 11:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dr. Triana Kesuma Dewi, S.Psi., M. Sc, dosen Fakultas Psjkologi Unair. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Dr. Triana Kesuma Dewi, S.Psi., M. Sc, dosen Fakultas Psjkologi Unair. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Didiagnosis kanker tentu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dihadapi, baik bagi pasien maupun pihak keluarga.
ADVERTISEMENT
Perasaan takut, cemas, depresi, hingga ancaman kematian pun sering kali menghantui. Gangguan psikososial tersebut, jika tidak ditangani dengan tepat akan memperparah kondisi pasien.
Lantas bagaimana cara mengatasi gangguan psikososial tersebut pada pasien kanker?
Menjawab hal itu, Dr. Triana Kesuma Dewi, S.Psi., M. Sc, dosen Fakultas Psikologi Unair memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan.
Perempuan yang akrab disapa Ana ini menuturkan, ketika seseorang dihadapkan pada diagnosis penyakit kanker, biasanya pasien akan syok dan kaget.
"Hal pertama yang perlu dilakukan yakni kita perlu mengenali kondisi emosi kita. Karena penyakit kanker ini kan mempengaruhi kondisi kita. Jadi pasien harus bisa berdamai dengan dirinya. Misalnya saya mengizinkan saya tahu kalau saya sedih, saya marah dengan situasi ini," tutur Ana ketika ditemui Basra dalam Seminar Awam You Are Not Alone yang diadakan AHCC Surabaya, Rabu (15/2).
ADVERTISEMENT
Ana mengatakan, setelah itu biasanya akan muncul pertanyaan 'kenapa saya?'. Menurutnya, pertanyaan ini membuat pasien jadi tidak bisa tidur dan memikirkannya.
"Ketika kita berpikir seperti itu, ternyata ini menghabiskan energi. Maka dari itu, kita berusaha menghindari atau mengurangi sedikit pikiran tersebut," ucapnya.
Tips selanjutnya yaitu, pasien bisa menceritakan apa yang ia alami kepada teman atau saudara.
"Bahwa ketika diagnosis kanker datang, itu tidak hanya mempengaruhi pasien, tapi juga keluarganya. Perasaan-perasaan takut cemas yang dihadapi pasien itu juga dialami keluarga. Jadi pasien boleh sekali-kali membagi perasaannya biar merasa lebih lega. Sehingga orang yang dekat dengan pasien bisa tahu bagaimana perasaannya pasien," jelasnya.
"Misalnya pasien minta diantar ke dokter atau ingin sesuatu, jadi kita bisa membantu mereka. Lalu jangan lupa juga ajak pasien diskusi," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, jika gangguan psikososial terus dialami selama dua minggu bahkan membuat pasien tidak bisa tidur, pasien bisa minta bantuan ke profesional.
"Sudah berbagi cerita juga tali masih merasakan hal yang sama, pasien bisa meminta bantuan ke profesional," tukasnya.