Konten Media Partner

Viral Banyak Anak Harus Cuci Darah, Ini Tips Menjaga Ginjal Anak Tetap Sehat

2 Agustus 2024 8:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cuci darah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cuci darah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus gangguan ginjal pada anak hingga harus antre menjalani tindakan cuci darah di rumah sakit, viral di media sosial. Sebelum divonis gangguan ginjal, kebanyakan dari anak-anak yang dirawat di rumah sakit rujukan nasional ini diketahui banyak mengkonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan.
ADVERTISEMENT
Ira Purnamasari Pakar Kesehatan UM Surabaya menjelaskan, ginjal merupakan organ yang berfungsi dalam proses penyaringan hasil metabolisme dan akan membuang zat-zat yang tidak diperlukan tubuh melalui proses pembentukan urine.
“Gagal ginjal merupakan kondisi di mana terjadi penurunan fungsi ginjal dalam menyaring limbah hasil metabolisme dan membuang racun. Sisa-sisa metabolisme yang seharusnya dikeluarkan oleh sistem kemih akhirnya menumpuk di ginjal, yang dalam jangka panjang akan mengakibatkan gagal ginjal," ujar Ira, dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Jumat (2/8).
Ira yang juga Dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) mengatakan, kebanyakan penyebab kasus gagal ginjal yang terjadi pada anak-anak yang menjalani cuci darah adalah kelainan kongenital atau kelainan bawaan sejak lahir. Pemicu paling banyak adalah sindrom nefrotik, dan bentuk ginjal yang abnormal seperti bentuk ginjal yang kecil dan kista ginjal.
ADVERTISEMENT
“Selain karena kelainan bawaan, gagal ginjal pada anak juga bisa disebabkan karena obesitas. Obesitas bisa disebabkan karena gaya hidup salah satunya pola makan tidak sehat. Sering mengkonsumsi minuman manis berkemasan, makanan cepat saji, dan makanan berkalori tinggi,” jelas Ira.
Ia menjelaskan, selain pola makan tidak sehat, penyebab lain obesitas adalah kurangnya aktivitas pada anak. Apalagi penggunaan gadget menyebabkan anak malas untuk bergerak. Kurangnya gerak pada anak menyebabkan kalori yang masuk ke tubuh lebih banyak dibandingkan kalori yang dibakar.
“Penumpukan kalori secara terus menerus dapat menyebabkan anak mengalami obesitas,” tegasnya.
Ia mengatakan, penanganan pada anak yang mengalami gangguan ginjal terminal adalah dengan cuci darah. Beda dialisis dan hemodialisis adalah, dialisis merupakan proses penyaringan darah menggunakan lapisan perut bagian dalam (peritoneum). Sedangkan hemodialisis adalah proses penyaringan darah menggunakan mesin yang fungsinya seperti ginjal.
ADVERTISEMENT
Ira lantas memberikan tips menjaga ginjal anak agar tetap sehat. Pertama, perbanyak konsumsi air putih. Air merupakan komponen penting dalam tubuh. Selain berfungsi mencegah terjadinya dehidrasi, air juga berfungsi dalam proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme melalui urine. Mengkonsumsi air putih dengan cukup menjaga tubuh anak agar tetap terhidrasi dengan baik.
Jika tubuh kekurangan air, maka tubuh akan mengalami dehidrasi, dehidrasi secara otomatis akan menyebabkan penurunan volume urine. Volume urine yang menurun menyebabkan limbah sisa metabolisme yang seharusnya dikeluarkan melalui urine tidak bisa secara maksimal di buang, yang akhirnya limbah tersebut mengendap dan menumpuk, yang dalam jangka panjang akan mengakibatkan batu ginjal hingga gagal ginjal.
Kedua, hindari makanan dan minuman manis dan softdrink. Makanan dan minuman manis mengandung tinggi kalori yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan anak hingga mengalami obesitas. Tingginya kadar gula dalam darah juga dapat menyebabkan anak terkena diabetes. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah termasuk pembuluh darah yang ada di ginjal.
ADVERTISEMENT
Ketiga, batasi konsumsi garam. Beberapa makanan yang mengandung tinggi garam seperti makanan cepat saji dan makanan kaleng atau kemasan. Mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi garam secara berlebih dapat menyebabkan ginjal menurunkan pengeluaran air ke dalam urine.
Kondisi ini menyebabkan retensi cairan (penumpukan air dalam tubuh) yang akhirnya mengakibatkan kenaikan tekanan darah (hipertensi). Beberapa penelitian juga menjelaskan bahwa konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan proses peradangan dan kerusakan pada ginjal.
“Terakhir, tingkatkan aktivitas fisik pada anak, karena hal tersebut dapat membakar kalori yang tersimpan dalam tubuh. Orang tua juga tidak boleh sembarangan memberikan obat pada anak tanpa advice dokter,” pungkas Ira.