Viral Tren Nikah Gratis di KUA, Sosiolog: Generasi Muda Makin Realistis

Konten Media Partner
23 Februari 2023 9:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Viral Tren Nikah Gratis di KUA, Sosiolog: Generasi Muda Makin Realistis
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belum lama ini, tren menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) menjadi perbincangan hangat di media sosial.
ADVERTISEMENT
Banyak anak muda yang memilih menikah di KUA, karena menurut mereka menikah adalah ibadah dan biaya yang dikeluarkan terbilang murah. Sehingga, tabungan menikah bisa digunakan untuk keperluan lain di masa depan.
Menanggapi hal itu, Sosiolog Universitas Airlangga Dra Udji Asiyah MSi menuturkan, jika nikah gratis di KUA sebenarnya sudah berjalan cukup lama.
Selain itu, banyaknya anak muda yang memilih nikah di KUA ini karena pengaruh dari media sosial yang dengan sekejap mampu menjangkau jutaan orang dengan cepat dan mudah.
Berdasarkan PP Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2004 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Agama menyatakan nikah atau rujuk dilaksanakan di KUA pada hari dan jam kerja Rp 0, dan luar kantor dan/atau di luar hari dan jam kerja Rp 600 ribu.
ADVERTISEMENT
“Ini tidak melanggar nilai maupun norma yang diyakini selama persyaratan sudah terpenuhi sehingga pernikahannya dianggap sah baik secara hukum maupun agama. Namun, sebagai anggota masyarakat tetap dituntut memproklamirkan pernikahannya,” tuturnya, Kamis (23/2).
Dalam hal ini, biasanya berkaitan dengan budaya masyarakat. Seperti ada yang menggelar secara sederhana, dan ada pula yang menggelar acara dengan penuh kemegahan dan kemewahan.
Menurut Udji, dalam sebuah pernikahan terdapat komitmen yang dianggap krusial baik itu keluarga, saudara, maupun masyarakat.
Salah satunya, hubungan seks antar manusia dapat tertata sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini agar peradaban dapat berjalan rapi dan tertib.
“Masyarakat pun terlibat dalam memberikan persetujuannya, menjadi tertib sosial ketika masyarakat tahu jika seseorang sudah menikah maka pasangan berduaan akan aman-aman saja tidak akan ditangkap petugas,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Udji mengungkapkan, jika tren nikah gratis di KUA akan semakin menarik jika diviralkan menjadi istilah ‘Nikah Merdeka’ sehingga kelompok masyarakat lapisan mana pun tidak terbebani dengan istilah ‘gratisan’ yang berkonotasi untuk lapisan tertentu.
Selain itu, pihak KUA juga dapat meningkatkan pelayanan dan fasilitas sehingga kesan nyaman akan terasakan.
“Generasi muda akan semakin realistis dalam menyikapi kondisi. Mereka akan berpikir substansi pernikahan sudah dapat, substansi menjaga tertib sosial di masyarakat juga tidak terlewatkan, baik dengan cara syukuran sederhana, maupun yang lebih dari itu sesuai situasi dan kondisi. Mereka juga tidak terlepas akan berpikir lebih pragmatis dalam mempersiapkan untuk kehidupan keluarganya ke depan,” tukasnya.