Warna-Warni Surabaya di Surabaya Cross Culture Festival 2019

Konten Media Partner
22 Juli 2019 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peserta Festival Surabaya Cross Culture Internasional di Surabaya. Dok. Humas Pemkot
zoom-in-whitePerbesar
Peserta Festival Surabaya Cross Culture Internasional di Surabaya. Dok. Humas Pemkot
ADVERTISEMENT
Warna-warni Surabaya dipamerkan dalam acara Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival 2019. Selama lima hari hingga 25 Juli 2019, ratusan delegasi mancanegara dan dalam negeri ikut meramaikan gelaran SCCIFAF.
ADVERTISEMENT
Pada sesi pembukaan di Minggu (21/7), satu per satu perwakilan delegasi tampil untuk menunjukkan kostum dan budaya dari daerahnya kepada masyarakat Kota Surabaya.
Acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB itu, diikuti dari 11 negara dan 5 lintas provinsi di Indonesia. Silih berganti para peserta menampilkan atraksi budaya dan tarian tradisional dengan iringan musik khas kota masing-masing. Penampilan diawali dari negara Republik Ceko, Jepang, Jawa Barat, Banggai, Polandia, Timor Leste, Solok, Uzbekhistan, Pangkal Pinang, Italia, Thailand dan Mexico.
Selama penampilan berlangsung, warga terlihat begitu antusias menyaksikan. Teriakan dan tepuk tangan terus mengiringi sejak awal hingga akhir pertunjukkan. Tak terkecuali, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sambil melambai-lambai kan tangan ia memberi salam dan semangat kepada para peserta. Setelah menampilkan festival tari-tarian, para peserta diarak menggunakan becak yang sudah dihias menuju rumah kediaman wali kota, Jalan Sedap Malam, Surabaya.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan, acara ini kembali digelar untuk memberikan asupan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat terutama warga Kota Surabaya. Melalui perhelatan Cross Culture 2019 ini, ia ingin memberikan edukasi melalui kebudayaan lintas daerah kepada masyarakat Surabaya.
“Ini salah satunya masuk ke pendidikan, kita selalu berupaya dan meningkatkan kesiapan acara ini dari tahun ke tahun agar terus lebih baik lagi,” kata Wali Kota Risma.
Salah satu peserta Cross Culture menyuguhkan tarian budaya tradisional dari kota asalnya. Menurutnya, nilai pendidikan yang ditanamakan pada warga Kota Surabaya itu, merupakan hal yang paling penting. Mengingat tahun 2020 nanti, Indonesia akan memasuki perdagangan era pasar bebas. Setiap Negara di belahan dunia bebas berlalu lalang dalam proses perdagangan.
ADVERTISEMENT
“Harapan saya itu anak-anak bisa menjadi one work nation. Tahun 2020 ini tepatnya sudah tahun depan, kita semua mengalami kesepakatan perdagangan pasar bebas,” jelasnya.
Ia menjelaskan, sikap dari one work nation atau bangsa yang bersatu ini, harus benar-benar tertanam dan diaplikasikan di setiap individu. “Ini adalah suatu tantangan, kesempatan dan peluang untuk kita bisa hidup dibelahan dunia,” katanya.
Acara tahunan ini mendapat apresiasi dari President Ciof, Said Rachmad. Ia mengaku, ketika mengundang teman-temannya untuk mengikuti Festival Cross Culture di Surabaya ini, langsung banyak mendapat respon positif. Bahkan menurutnya, festival ini sudah dikenal di luar negeri.
“Sebenarnya banyak sekali yang mau ikut tergabung. Festival Cross Culture 2019 ini sudah sangat dikenal di luar negeri. Apalagi Kota Surabaya yang sekarang banyak sekali dipuji-puji kebersihannya oleh orang luar,” kata Said.
Wali Kota Risma membunyikan Naruko untuk menari Yosakoi. Foto : Amanah Nur Asiah/Basra
Surabaya memang giat menggelar acara festival budaya. Tak hanya FSCCI, sejak Sabtu (20/7) Pemkot juga sudah memberikan hiburan Festival Yosakoi dan Gebyar Tari Remo di acara Mlaku-mlaku Nang Tunjungan. Beragam kostum warna-warni dan bunyi Naroku turut meramaikan acara ini.
ADVERTISEMENT
Risma mengatakan, Festival Yosakoi adalah wujud kerjasama sister city antara Surabaya dengan Kota Kochi, Jepang.
Tarian adat dari dua kota ini punya kesamaan, yaitu sama-sama menggunakan alat saat menari. “Kalau Tari Remo dibunyikan melalui kaki ada klintingannya, kalau Tari Yosakoi dengan alat namanya Naruko. Mari kita saksikan bersama-sama dengan gebyar Tari Remo. Kalau ingin menari bersama-sama juga silahkan,” tutur Risma.
Peserta Festival Tari Yosakoi. Foto : Amanah Nur Asiah/Basra
Konsul Jenderal Jepang di Kota Surabaya Masakitani mengatakan, ini adalah festival yang meriah dan dia mengaku senang bekerjasama dengan Kota Surabaya.
Salah satu peserta Festival Yosakoi, Firda Nur Kumala, mengaku senang karena bisa mendapat kesempatan menari dihadapan Wali Kota Surabaya. Bahkan ia mengatakan baru pertama kali mengikuti acara ini.
Foto : Amanah Nur Asiah/Basra
"Ini pertama kalinya. Seneng banget bisa dilihat sama Bu Risma juga," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Total peserta Tari Yosakoi tahun ini berjumlah 780 peserta yang terbagi dari 26 tim. Masing-masing tim terdiri dari 30 orang. Untuk pesertanya diikuti seluruh sekolah SD-SMA, perguruan tinggi, sampai asosiasi di Jawa Timur. (Reporter: Amanah Nur Asiah / Editor : Windy Goestiana)