Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Surat untuk Ibu, Dengarlah Limpahan Hati Anakmu
23 Desember 2021 17:27 WIB
Tulisan dari Galih Wisnu Brata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rasanya tak ada kata yang pantas kusebut untukmu ibu selain maaf dan terima kasih. Dua kata ajaib yang memang belum mampu membalas apa yang telah kau berikan padaku hingga kini. Namun, izinkanku untuk tetap mengucapkan dengan sepenuh hati. Jadi, dengarlah limpahan hati dari anakmu ini.
ADVERTISEMENT
Ibu, beribu maaf mungkin tak akan cukup untuk menghapus segala dosa dan kesalahan yang kuperbuat padamu. Meskipun tak perlu kuminta, kau selalu sediakan segudang maaf yang tiada habisnya. Kau tak pernah menunjukkan tersakiti meski hati merasa merintih dengan tingkah dan ucapku yang begitu ringan melukaimu. Bukan ibu, bukan karenamu salah dalam mendidikku. Hanya saja, terkadang aku merasa sudah mampu melebihimu walau kenyataannya itu hanya bualan.
Kau memaafkan ketika aku mengeluh atas kerja kerasmu. Kau lapangkan dada atas kenakalan di masa kecil yang mungkin sudah tak kuingat lagi. Kau terima semua amukanku ketika merasa hak-hakku tak terpenuhi dengan baik. Bahkan, ketika beranjak dewasa, kau terima segala ucap dan tingkahku yang bagaikan menaburkan garam di tengah luka menganga.
ADVERTISEMENT
Dari situlah ibu, kau pantas mendapatkan sanjungan terima kasih yang tak terhingga seperti kasihmu yang sepanjang masa. Kau layak mendapatkan apresiasi yang tiada hentinya. Bukan sekadar ucapan selamat hari ibu di waktu tertentu. Ya, memang demikian, harusnya setiap hari adalah hari ibu. Karena bagi ibu, pastilah setiap hari adalah hari anak. Tiada waktu yang dilalui tanpa memikirkan anaknya.
Ibu biarkan aku mengucap beribu terima kasih kepadamu. Ibu pahlawan kehidupan yang memang tak bisa tergantikan. Jika kau bertanya mana perjuangannya sebagai pahlawan? Coba kau tengok pertaruhan nyawanya ketika melahirkanmu. Coba kau tengok malamnya yang selalu terjaga ketika kau merengek di waktu kau belum tahu apa-apa. Belum lagi kau yang banyak menuntut ini itu tanpa tahu ibu begitu susah mewujudkannya.
ADVERTISEMENT
Melalui surat ini ku berharap kau bisa menerima maaf yang tulus dari anakmu meski memang tak akan menebus semua kesalahan. Melalui surat ini juga ku berharap kau bisa menerima ucapan terima kasih dari anakmu yang memang tak akan mampu membalas segala kasih yang telah kau berikan. Selamat hari ibu, ibukku semoga kau tak menyesal telah menjadi ibuku.