Konten Media Partner

Warganya Jadi Korban KKB Beoga, Ini Desakan Paguyuban Pasundan di Tanah Papua

9 Maret 2022 8:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Paguyuban Pasundan Wilayah Papua, Entis Sutisna. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Paguyuban Pasundan Wilayah Papua, Entis Sutisna. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Paguyuban Pasundan di tanah Papua berduka. Sebanyak 3 orang dari 8 korban kekerasan KKB di tower B3 Beoga, Kabupaten Puncak merupakan warga Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Ke-3 korban yang berasal dari Jawa Barat adalah Jamaludin, Bili Galdi Balion dan Ibo. Ketiganya merupakan warga Sunda yang berasal dari Bandung, Subang dan Lebak.
Ketua Paguyuban Pasundan Wilayah Papua, Dr.H.Entis Sutisna, SE, MM, mengutuk keras tindakan yang tak berperikemanusiaan terhadap warga sipil yang sedang merantau, bekerja dalam proyek Palapa Timur Telematika.
"Duka mendalam kami rasakan dengan kehilangan keluarga, masyarakat dari warga paguyuban. Penghilangan nyawa manusia, siapapun dia tak dibenarkan dalam agama manapun, termasuk dalam konteks HAM," jelasnya, Rabu (8/3/2022).

Penegakan Hukum

Warga Paguyuban berharap negara hadir dan melindungi siapapun terhadap aksi kekerasan.
"Kami minta penegak hukum menindak tegas kepada siapapun yang menghilangnya nyawa orang lain. Kami semua mencintai Papua dan berharap tak ada pertumpahan darah lagi di Bumi Cenderawasih," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kata Entis, peristiwa ini menjadi hikmah yang dapat diambil, termasuk dari pihak perusahaan manapun, baik swasta dan pemerintah, saat mempekerjakan tenaga kerja yang berisiko dan memiliki tingkat keamanan rawan, termasuk di pedalaman Papua, hendaknya berkoordinasi dengan TNI Polri.
"Perusahaan wajib memberitahukan kepada pekerja terkait gambaran yang layak untuk medan geografis dan kondisi wilayah tempat kerja. Jangan hanya dijanjikan upah yang lebih tinggi dibandingkan di Pulau Jawa, para pekerja akan tertarik, tapi mengabaikan lokasi kerawannya," jelasnya.
Entis mengungkapkan beberapa bulan lalu, pihaknya mendapatkan kabar terdapat 30-an pekerja yang berasal dari Jawa Barat tertahan di pemasangan tower di Puncak. "Hal seperti ini harusnya tak terjadi," katanya.
Pihaknya menyarankan kepada warga Jawa Barat yang akan merantau dan mengadu nasib terlebih ke Papua, harus mencari tahu informasi sebanyak-banyaknya lokasi yang akan menjadi tempat kerja.
ADVERTISEMENT
"Intinya, ketika ada jaminan keamanan ada dan daerahnya kondusif, maka tak menjadi masalah," jelasnya