Konten dari Pengguna

Dandangan: Nilai Islami dalam Tradisi Menyambut Bulan Ramadan di Kudus

A Rima Mustajab
Mahasiswa, Magister Studi Islam, IAIN Kudus, 2023
27 Oktober 2024 8:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari A Rima Mustajab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kudus, sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang kaya akan sejarah dan budaya Islam, memiliki tradisi unik dalam menyambut bulan Ramadan yang dikenal dengan nama Dandangan. Berlangsung sejak era Sunan Kudus, salah satu Wali Songo yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa, tradisi ini telah menjadi simbol budaya dan religius bagi masyarakat setempat. Tradisi Dandangan tidak hanya menjadi ajang menyambut datangnya bulan suci, tetapi juga memuat nilai-nilai Islami yang berakar kuat dalam kehidupan masyarakat Kudus.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi: Suasana meriah tradisi Dandangan di Kudus, Indonesia, saat malam hari. Sumber Gambar: A Rima Mustajab
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Suasana meriah tradisi Dandangan di Kudus, Indonesia, saat malam hari. Sumber Gambar: A Rima Mustajab

Sejarah dan Makna Dandangan

Nama Dandangan konon berasal dari suara dentang beduk atau kentongan yang dipukul untuk menandai dimulainya bulan Ramadan. Pada masa Sunan Kudus, bunyi dentang ini dianggap sebagai panggilan bagi masyarakat untuk berkumpul di Masjid Menara Kudus, mendengarkan pengumuman resmi terkait awal Ramadan. Sejak itu, tradisi Dandangan berkembang menjadi sebuah perayaan yang kental dengan nuansa Islami dan menjadi identitas budaya Kudus. Tradisi ini dipercaya sebagai wujud syukur dan rasa bahagia masyarakat atas datangnya bulan suci Ramadan.

Rangkaian Kegiatan Dandangan

Dalam perkembangannya, Dandangan menjadi sebuah festival besar yang menarik ribuan orang dari berbagai daerah. Kegiatan ini berlangsung beberapa hari menjelang Ramadan, dengan puncaknya bertepatan pada malam pengumuman awal bulan puasa. Berikut adalah beberapa rangkaian kegiatan dalam tradisi Dandangan yang menggambarkan nilai-nilai Islami:
ADVERTISEMENT

1. Pasar Malam dan Bazar Islami

Di sekitar Masjid Menara Kudus, biasanya terdapat pasar malam dan bazar yang menjual beragam kebutuhan Ramadan seperti pakaian, makanan, dan perlengkapan ibadah. Banyak pedagang kecil yang mendapatkan penghasilan tambahan dalam momen ini, menunjukkan aspek ekonomi kerakyatan yang Islami dan memberikan berkah kepada masyarakat.

2. Pengajian dan Dakwah

Salah satu kegiatan inti Dandangan adalah pengajian dan dakwah yang diadakan di berbagai masjid dan tempat ibadah. Tema pengajian biasanya berkisar pada pentingnya memperbaiki niat, memaksimalkan ibadah, dan menjaga akhlak selama Ramadan. Pengajian ini diisi oleh tokoh agama setempat dan mengajak masyarakat untuk memulai bulan puasa dengan hati yang suci.

3. Gotong Royong dan Sedekah

Nilai gotong royong juga tercermin dalam persiapan Dandangan, di mana warga bersama-sama membersihkan masjid dan lingkungan sekitar, serta menghias kawasan sekitar Masjid Menara Kudus. Selain itu, banyak masyarakat yang melakukan sedekah dengan membagikan makanan kepada para pengunjung dan warga yang membutuhkan, sebuah tindakan mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam.
ADVERTISEMENT

4. Simbol Persaudaraan dan Silaturahmi

Dandangan menjadi ajang bagi masyarakat untuk saling berkunjung dan berkumpul dengan keluarga, sahabat, dan tetangga. Suasana kebersamaan ini mempererat hubungan silaturahmi antarwarga dan menciptakan harmoni yang mencerminkan ajaran Islam tentang pentingnya ukhuwah dan solidaritas sosial.

5. Doa Bersama

Sebelum pengumuman awal Ramadan, warga biasanya melakukan doa bersama di masjid untuk memohon keberkahan dan kelancaran dalam menjalani ibadah puasa. Doa bersama ini mencerminkan sikap tawakkal dan rasa syukur kepada Allah SWT, nilai yang sangat dianjurkan dalam agama Islam.

Nilai Islami dalam Tradisi Dandangan

Tradisi Dandangan bukan sekadar perayaan tahunan yang menyambut Ramadan; ia membawa pesan spiritual dan nilai Islami yang mendalam. Beberapa nilai yang dapat diambil dari Dandangan antara lain:
ADVERTISEMENT

Kebersamaan dan Gotong Royong

Aktivitas dalam Dandangan mendorong kebersamaan dan gotong royong yang mencerminkan nilai-nilai sosial dalam Islam, seperti ta'awun (saling tolong menolong) dan ukhuwah (persaudaraan). Ini menumbuhkan kesadaran bahwa Ramadan adalah waktu untuk mempererat hubungan dengan sesama.

Sedekah dan Kepedulian Sosial

Dandangan juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk bersedekah. Pembagian makanan, bantuan kepada yang membutuhkan, dan bazar murah mencerminkan kepedulian sosial yang dianjurkan oleh Islam, khususnya dalam menyambut Ramadan yang penuh berkah.

Kesucian dan Keikhlasan Niat

Persiapan dan penyucian diri dalam Dandangan mengingatkan masyarakat akan pentingnya niat yang ikhlas dalam beribadah selama Ramadan. Ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengajarkan umat untuk membersihkan hati dan memperbaiki diri sebelum menjalani ibadah yang lebih berat di bulan puasa.
ADVERTISEMENT

Memperkuat Hubungan dengan Allah SWT

Pengajian dan doa bersama mengarahkan hati masyarakat kepada Allah SWT, menumbuhkan kesadaran bahwa Ramadan adalah waktu untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta. Kegiatan ini membantu masyarakat memasuki Ramadan dengan sikap hati yang tulus dan penuh rasa syukur.

Penutup

Tradisi Dandangan bukan sekadar ritual menyambut bulan Ramadan, tetapi menjadi bentuk kearifan lokal yang sarat dengan nilai Islami. Melalui kebersamaan, sedekah, dan pengajian, Dandangan mengajarkan masyarakat Kudus untuk memulai bulan Ramadan dengan semangat kebersamaan dan keikhlasan. Dalam era modern ini, mempertahankan tradisi Dandangan berarti menjaga nilai-nilai Islami dan kebudayaan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun. Dengan demikian, Dandangan menjadi sebuah tradisi yang tidak hanya menguatkan identitas budaya masyarakat Kudus, tetapi juga menambah keimanan dan ketakwaan dalam menyambut bulan suci Ramadan.
ADVERTISEMENT