news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sekolah Dasar di Ternate Mulai Beraktivitas

Konten Media Partner
12 Agustus 2020 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Murid Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Ternate, saat masuk sekolah. Foto: Qra/Hps
zoom-in-whitePerbesar
Murid Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Ternate, saat masuk sekolah. Foto: Qra/Hps
ADVERTISEMENT
Sekolah Dasar (SD) di Ternate, Maluku Utara, hari ini mulai beraktivitas. Pantauan di lapangan, SD Negeri 69 kota Ternate sudah mulai melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka sejak Senin 10 Agustus 2020.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, para guru masih khawatir dan sangat hati-hati, akibat pandemi COVID-19. Sebelumnya, selama enam bulan terakhir, aktivitas sekolah mulai dari Paud hingga SMA ditutup akibat pandemi COVID-19.
Kepala sekolah SD Negeri 69 kota Ternate, Arways Saadu ketika dikonfirmasi pada Rabu (12/8) mengatakan, sekolah dibuka kembali berdasarkan hasil rapat pertemuan pihak sekolah dan orangtua murid yang dilakukan pada 5 Agustus 2020.
Dari hasil rapat tersebut, Arways bilang, orangtua murid menyetujui jika siswa disekolahkan kembali dengan menggunakan shift belajar.
"Jadi sejak hari Senin kemarin sekolah sudah mulai diuji coba buka kembali dengan menggunakan shift, sehingga yang hadir bisa terpantau dan terawasi oleh guru-guru," jelasnya.
Aktivitas belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Ternate, saat masuk sekolah. Foto: Qra/Hps
Arways menjelaskan,untuk shift dilakukan pembagian kelas pada Senin, Selasa, dan Rabu, diisi oleh siswa kelas 1, 3, dan 5. Sedangkan pada Kamis, Jumat, Sabtu oleh kelas 2, 4, 6. Dimana dalam 1 kelas dibagi 2 shift sehingga jumlah siswa per kelas hanya 13 orang saja. Sedangkan untuk mata pelajaran, hanya 2 mata pelajaran dalam tiap tatap muka.
ADVERTISEMENT
"Saya coba buka dengan metode seperti itu, namun tetap diawasi," pungkasnya.
Meski begitu, Arways merasa cemas dengan kondisi seperti ini. Pasalnya, dirinya bersama guru harus ekstra pengawasan, seperti mulai dari siswa tiba di sekolah dengan mengarahkan protokol kesehatan yakni cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak.
Namun, kebiasaan tersebut justru menjadi beban bagi semua pengajar karena kondisi anak-anak ketika di lapangan, jauh dari harapan dan sangat sulit mengarahkan mereka untuk jaga jarak.
"Inilah yang jadi beban buat kami yang harus ekstra ketat dalam pengawasan," tandasnya.
Sementara itu, salah satu orangtua siswa kelas 1, yakni Dila mengaku bahwa sejak diberlakukannya tatap muka di sekolah, dirinya sangat antusias. Pasalnya, selama 6 bulan terakhir anaknya tidak lagi sekolah, dan harus belajar dari rumah.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, metode daring atau luring juga sangat bagus dilakukan, apa lagi saat pandemi COVID-19. Namun, hal tersebut diakui tidak efektif, karena terlalu lama belajar di rumah juga bisa menimbulkan kejenuhan bagi anaknya.
"Enam bulan lama sekali, dan belajar dengan daring atau luring juga tidak efektif, sebab anak harus belajar dari rumah dan kita orangtua juga punya kesibukan mengurus rumah dan lainnya," keluhnya. (Qra/Jal)