Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Panic Buying Akibat Corona, Belanja Sembako di Swalayan Dibatasi. Ini Daftarnya
24 Maret 2020 15:56 WIB
Tulisan dari Cermati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyebaran virus corona atau Covid-19 di Tanah Air kian meluas. Telah ‘meneror’ 17 provinsi.
ADVERTISEMENT
Terbanyak di DKI Jakarta. Menyusul Jawa Barat dan Banten. Jumlah orang yang berisiko terpapar virus corona diperkirakan mencapai 600 ribu-700 ribu orang.
Picu Panic Buying
Jika melihat data di atas, bagaimana masyarakat tidak ‘parno’ alias takut. Akibat ketakutan yang luar biasa, seseorang lebih mudah diserang panik. Kepanikan yang terjadi lantaran wabah virus corona adalah aksi panic buying atau panic shopping.
Masyarakat jadi ramai-ramai memborong sembako, masker, cairan pembersih tangan atau hand sanitizer, sabun, bahkan sampai alat pengukur suhu tubuh.
Tengok saja di rak-rak sejumlah minimarket dan supermarket besar di Ibu Kota salah satunya, barang-barang kebutuhan pokok kosong melompong.
ADVERTISEMENT
Ludes diborong, seperti beras, telur minyak goreng, gula pasir, mi instan, dan makanan lainnya. Begitupun dengan alat-alat kesehatan.
Ini terjadi karena masyarakat takut tak kebagian stok bahan makanan bila pemerintah sampai menerapkan lockdown (karantina aktivitas publik), meskipun akhirnya yang dipilih adalah kebijakan #dirumahaja, seperti, belajar, beribadah, dan bekerja dari rumah (Work From Home/WFH).
Terjadi 2 Kali Aksi Panic Buying di RI
Asal tahu, di Indonesia sempat terjadi dua kali aksi panic buying . Hal ini diungkapkan Anggota Dewan Penasehat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Tutum Rahanta.
“Dua kali terjadi rush (panic buying),” katanya dari kutipan wawancara yang diterima Cermati.com, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Baca artikel selengkapnya di sini .