Konten dari Pengguna

Dukungan Keluarga dalam Perawatan Paliatif bagi Pengidap HIV/AIDS

Choling Frilia Messa
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember Ang.22
14 Oktober 2024 18:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Choling Frilia Messa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menurut World Health Organization (2024), HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Sedangkan AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome merupakan tahapan infeksi yang lebih lanjut dari HIV. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) biasanya mengalami permasalahan yang kompleks dengan adanya diskriminasi dari masyarakat. Dukungan dari keluarga berperan besar dalam meningkatkan kualitas hidup ODHA. Kurangnya dukungan dari keluarga dapat berdampak negatif pada kepatuhan dalam pengobatan, efek emosional dan peningkatan stres ODHA.
ADVERTISEMENT

Penelitian yang Membuktikan Pentingnya Dukungan Keluarga pada ODHA

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Batubara & Marfitra (2020), menunjukkan bahwa dukungan keluarga menjadi salah satu elemen kunci yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup ODHA. Di tengah berbagai tantangan fisik dan mental yang dihadapi oleh para ODHA, kehadiran keluarga seperti anak, pasangan, orang tua, maupun saudara mampu memberikan dorongan emosional, bantuan praktis, serta menjaga kepatuhan terhadap pengobatan yang diperlukan.
Penelitian lain oleh Al Fatih et al. (2021), menegaskan bahwa penolakan oleh keluarga seperti pengucilan dan pembuangan ODHA oleh keluarga akan memberikan akibat yang buruk seperti kecemasan dan depresi yang meningkat. Sehingga terjadi penurunan efikasi diri dan kualitas hidup dari ODHA yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarganya.

Peran Keluarga dalam Perawatan Paliatif

Dilansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2023), Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/2180/2023 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Paliatif, salah satu aspek utama dalam perawatan paliatif adalah manajemen gejala yang dialami pasien, seperti nyeri kronis, kelelahan, atau masalah nafsu makan. Sehingga, dalam hal ini, keluarga sering kali berperan sebagai penghubung antara pasien dan tim medis. Dengan bantuan keluarga yang terlibat secara aktif, pasien lebih mampu mengikuti instruksi dokter, mengambil obat tepat waktu, serta menjaga pola hidup sehat.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Dukungan keluarga dalam perawatan paliatif bagi pengidap HIV/AIDS tidak hanya memperpanjang harapan hidup, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan. Dengan keterlibatan aktif keluarga dalam perawatan harian, pasien dapat merasakan perbaikan baik secara fisik maupun emosional, sehingga mereka mampu menjalani kehidupan yang lebih bermakna di tengah kondisi yang mereka alami. Dukungan berkelanjutan dari keluarga, ditambah dengan akses pada layanan kesehatan yang tepat, menjadi kombinasi penting dalam meningkatkan kesejahteraan pasien HIV/AIDS.
Referensi:
Al Fatih, H., Ningrum, T. P., & Shalma, S. (2021). Hubungan Stigma HIV dengan Kualitas Hidup Penderita HIV/AIDS. Jurnal Keperawatan BSI, 9(1), 68–73. https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/482
Batubara, S., & Marfitra, A. (2020). Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita HIV/AIDS Melalui Penggunaan Antiretroviral (ARV) dan Dukungan Keluarga. Jurnal Penelitian Kesmasy, 2(2), 52–59. https://doi.org/10.36656/jpksy.v2i2.284
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/2180/2023 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Paliatif. Diakses pada 10 Oktober 2024, dari https://regulasi.bkpk.kemkes.go.id/detail/245b2834-7a8b-4d2b-b521-e45b8b834218/unduh/
World Health Organization. (2024). HIV/AIDS. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids (Diakses pada 10 Oktober 2024).