Sandwich Generation: Hindari dengan Dana Pensiun yang Baik

DANDEL RIVALDO
Mahasiswa Jurusan Matematika, Universitas Katolik Parahyangan
Konten dari Pengguna
19 Januari 2023 8:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari DANDEL RIVALDO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi generasi sandwich. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi generasi sandwich. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Hari tua adalah masa saat kita menikmati hidup dengan tenang karena semua tujuan dan keinginan sudah tercapai saat kita masih muda. Kebanyakan orang saat masih muda hanya fokus dengan memuaskan keinginan yang dulu belum bisa tercapai, seperti jalan-jalan, liburan, dan beli barang-barang bermerek.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut makin banyak terjadi pada pada masa sekarang khususnya pada generasi milenial yang ketika sudah mempunyai kondisi finansial yang cukup, hal yang terpikirkan pertama kali dalam benak mereka adalah bagaimana cara agar bisa mengikuti tren. Pola pikir seperti itulah yang mengakibatkan terciptanya sandwich generation ketika mereka menginjak usia pensiun nanti.
Mengapa Hal Tersebut Bisa Menyebabkan Terciptanya Sandwich Generation?
Karena kurang meleknya anak muda sekarang tentang persiapan finansial yang matang untuk usia pensiun. Salah satu persiapannya adalah dengan mempersiapkan dana pensiun yang cukup saat hari tua nanti karena salah satu syarat untuk mencapai kebebasan finansial (finansial freedom) adalah dengan melakukan investasi sebanyak mungkin dan mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin.
ADVERTISEMENT

Mempersiapkan Dana Pensiun yang Baik

Secara teoritis dana pensiun adalah sekumpulan dana yang diperoleh dari iuran tetap tiap peserta ditambah penyisihan penghasilan perusahaan, serta para peserta memiliki hak mendapatkan bagian keuntungan itu setelah pensiun.
Sementara itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992, pengertian dana tersebut adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program dengan janji manfaat pensiun. Dari pengertian di atas, dana pensiun artinya dana yang dikumpulkan baik dari diri sendiri maupun perusahaan yang diatur oleh lembaga dan akan dikembalikan pada saat masa pensiun nantinya.
Dalam data yang baru dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan tentang Statistik Dana Pensiun November 2022 yang diterbitkan Desember 2022 yang lalu, terlihat pada periode 2020 – 2021 terjadi penurunan cukup drastis daripada tahun-tahun sebelumnya terutama pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) hal tersebut terjadi karena kurangnya transparansi sistem dana pensiun di Indonesia, imbal hasil investasi yang minim dan peserta dana pensiun kurang merasakan manfaat program tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari 143,72 juta pekerja di Indonesia, hanya sebesar 16% yang mempunyai jaminan pensiun itu merupakan angka yang kecil dibandingkan negara-negara lain seperti Amerika Serikat sebanyak 32% dan China sebanyak 72 juta orang yang terbagi dalam beberapa wilayah, dengan kurang nya keikutsertaan masyarakat dalam program dana pensiun ini ternyata tidak hanya berpengaruh pada Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara tapi juga berpengaruh pada kehidupan pribadi masing-masing yaitu menciptakan yang namanya Sandwich Generation.

Apa itu Sandwich Generation?

Ilustrasi sandwich apel. Foto: Viktory Panchenko/Shutterstock
Sandwich Generation secara sederhana adalah kondisi saat seseorang yang sudah dewasa masih menanggung biaya hidup anak-anaknya dan juga orang tuanya (generasi sebelumnya) secara bersamaan, dengan kata lain terjepit seperti sebuah sandwich, generasi ini terjepit oleh generasi di atasnya dan juga generasi sebelumnya dengan menanggung segala biaya hidup mereka.
ADVERTISEMENT
Hal ini sudah sering kita liat di lingkungan masyarakat kita di mana seakan-akan menjadi sebuah kebiasaan di lingkungan keluarga di Indonesia di mana seorang anak masih menjadi tulang punggung bagi orang tuanya secara bersamaan juga menjadi tulang punggung bagi anak dan istrinya, sampai kapan kita harus terjebak dalam kebiasaan yang buruk ini?
Untuk menghindari anak dan cucu kita kelak menjadi sandwich generation maka kita harus memulai sejak sekarang mempersiapkan apa yang akan kita perlukan di usia pensiun nanti.
Pertama, mulai menabung dan menggunakan jasa-jasa asuransi dan aktuaris yang berkualitas in case kamu tidak terlalu percaya pada layanan pemerintah karena kurangnya transparansi sistem.
Kedua, melakukan investasi pada properti maupun pasar saham jangka panjang tapi dengan syarat menggunakan uang investasi hanya dengan uang dingin saja maksudnya uang yang tidak berasal dari biaya harian di rumah selama sebulan, selain itu sebelum melakukan investasi harus mencari tempat atau platform yang bisa dipercaya untuk menempatkan uang kita untuk investasi, PR & Corporate Communication Lead Bibit, William, menjelaskan meski tahun 2022 adalah tahun yang cukup menantang secara ekonomi, masyarakat dapat mewujudkan tujuan keuangan mereka melalui investasi dengan cara-cara yang tepat di produk investasi yang tepat melalui platform yang telah mendapatkan legalitas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
ADVERTISEMENT
Ketiga, dengan mempersiapkan dana pensiun kita dengan sendiri hanya menggunakan perhitungan matematika yang simpel tapi harus didampingi dengan aktuaris yang ahli, perhitungan sederhana nya adalah dengan mengira-ngira kaitan akan pensiun di umur berapa lalu menghitung pengeluaran kita perbulan selama 12 bulan, setelah itu bisa dikali dengan 25 yang menunjukkan lama dana tersebut bisa dipergunakan selama 25 tahun setelah usia pensiun kita, apakah dana tersebut hanya bertahan selama 25 tahun? Tidak, jika kita mendepositokannya, karena setiap tahun nya dana 25 tahun itu akan terus bertambah sekitar 3%-5% per tahun.
Jadi, mau sampai kapan kita terus melakukan kebiasaan buruk yang membebankan anak dan cucu kita kelak?
Semua bisa diatasi dari sekarang dengan mempersiapkan tabungan hari tua, perhitungan dana pensiun yang baik dan melakukan investasi sehingga kelak manfaatnya akan mulai terasa ketika kita sudah tidak muda lagi, jangan hanya karena ingin memuaskan diri sendiri sampai lupa bahwa kita hidup tidak hanya sendiri.
ADVERTISEMENT