6 Hewan yang Selamat dari Ambang Kepunahan

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
26 November 2020 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tamarin berbulu kapas. Foto: 12019 from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Tamarin berbulu kapas. Foto: 12019 from Pixabay
ADVERTISEMENT
Anggota spesies yang terancam punah dapat bernapas lega dengan adanya pelestarian habitat, upaya anti-perburuan, dan kemajuan dalam program penangkaran. Misalnya, pada 1980-an jumlah panda raksasa di Tiongkok menyisakan 1.100 ekor. Setelah konservasi dilakukan dalam beberapa dekade, panda raksasa telah dicoret dari daftar yang terancam punah.
ADVERTISEMENT
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), pada tahun 2019 sebanyak 10 makhluk menunjukkan peningkatan status pada daftar spesies terancam punah. Masih banyak satwa di luar sana yang menunggu untuk diselamatkan. Dilansir dari National Geographic, enam hewan ini selamat dari ambang kepunahan.

Badak Sumatera (terancam punah)

Perburuan dan perambahan manusia hanya menyisakan 80 badak Sumatera di seluruh dunia. Angka penurunan mencapai 70 persen dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu. Tentunya, tren ini harus segera dirubah sebagai upaya penyelamatan Dicerorhinus sumatrensis.
Beberapa kelompok konservasi, termasuk National Geographic Society, turun tangan untuk merelokasi badak ke suaka dan memantau badak liar terakhir di Indonesia. Kelahiran di penangkaran dan berbagai program perlindungan membawa harapan untuk menyelamatkan spesies tersebut.
ADVERTISEMENT

Tamarin berbulu kapas (terancam punah)

Primata kecil berambut panjang ini hanya hidup di hutan tropis Kolombia. Mirisnya, pertanian dan pertumbuhan perkotaan telah menyebabkan penurunan populasi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
Sebuah proyek besar mencoba membalikkan nasib tamarin berbulu kapas. Kegiatan konservasi dilakukan dari tahun 2011 hingga 2018 yang melindungi 14.000 hektar habitat tamarin. Kegiatan meluncurkan program pendidikan, membuka cagar alam dan situs lapangan baru untuk meningkatkan populasi Saguinus oedipus.

Kupu-kupu raja (terancam)

Kupu-kupu raja melakukan migrasi ke selatan sebagai salah satu upaya mencari tempat baru pada musim dingin. Serangga dilaporkan mengalami tren penurunan sejak 20 tahun yang lalu, kemungkinan ditengarai oleh perubahan iklim dan hilangnya hutan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2014, Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat membentuk satuan tugas untuk melindungi rute migrasi kupu-kupu. Inisiasi itu berbuah manis dengan bertambahnya jumlah individu yang ditemukan. Pada tahun 2019, populasi melonjak naik 144 persen di kawasan habitat asli.

Beruang grizzly (kurang diperhatikan)

Lebih dari 50.000 beruang coklat Amerika Utara ini pernah berkeliaran ke bagian barat. Tetapi, perburuan agresif menurunkan ekspansi beruang. Pada 1960-an, diperkirakan 600 hingga 800 beruang tersisa di alam liar.
Pada tahun 1975, grizzly mendapatkan perlindungan di bawah Undang-Undang Spesies Terancam Punah Amerika Serikat. Sejak saat itu hingga saat ini, populasinya telah berlipat ganda. Dinas Perikanan dan Margasatwa Amerika Serikat mempertahankan zona pemulihan beruang untuk hidup harmoni dengan manusia.
ADVERTISEMENT

Iguana Jamaika (terancam punah)

Para ahli mengira reptil ini telah punah pada tahun 1940-an. Faktanya, saat itu iguana Jamaika memang terancam. Spesies invasif seperti luwak, kucing, babi liar, dan anjing pemburu mengambil sarang telur iguana, bahkan menyerang iguana muda hingga dewasa.
Kendati demikian, pada tahun 1970 hingga 1990, pengamatan menghasilkan hasil yang positif. Para konservasionis menegaskan bahwa spesies itu masih ada, meskipun terancam punah. Berkat program pengurangan jumlah luwak dan pelepasan iguana penangkaran ke alam liar membuat spesies ini ditemukan 200 ekor pada setiap empat mil persegi di alam liar.

Kelelawar berhidung panjang kecil (hampir terancam)

Kelelawar ini adalah salah satu dari hanya tiga spesies kelelawar Amerika Utara yang memakan nektar. Populasi kelelawar menderita karena penyelundup narkoba dan manusia menggunakan gua sebagai tempat persembunyian. Pada tahun 1988 kelelawar dinyatakan sebagai spesies yang terancam punah dengan menyisakan 1.000 ekor.
ADVERTISEMENT
Seorang ahli konservasi dan penjelajah National Geographic, Rodrigo Medellín, menghabiskan beberapa dekade bekerja untuk menyelamatkan spesies tersebut. Pada tahun 2018, kelelawar dikeluarkan dari daftar spesies langka Amerika Serikat dan Meksiko.