Alasan Beberapa Hewan Memiliki Durasi Tidur Selama Belasan Jam

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
20 Oktober 2020 10:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kungkang yang Sedang Tertidur. Foto: Screen Youtube Calm
zoom-in-whitePerbesar
Kungkang yang Sedang Tertidur. Foto: Screen Youtube Calm
ADVERTISEMENT
Hewan tidur dengan berbagai cara. Istilah tidur paling akrab didefinisikan sebagai keadaan pasif, ketika seekor hewan tidak banyak bergerak dan otot-otot menjadi rileks. Tetapi, beberapa burung ditemukan tertidur sambil terbang. Dengan begitu, spesies yang dimaksud hanya tidur dengan setengah tersadar. Beberapa hewan tidur lebih lama dari yang lain untuk tujuan tertentu.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Jerome Siegel, direktur Center for Sleep Research di University of California Los Angeles dalam BBC Earth, mengatakan bahwa durasi tidur tergantung pada seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk makan. Hewan yang makan dengan kepadatan kalori rendah, memiliki kecenderungan tidur lebih sedikit. Meskipun begitu, waktu tidur dapat menyesuaikan dengan kebutuhan hewan itu sendiri.
Susah tidur juga dapat sebagai reaksi mekanisme pertahanan. Hewan rentan yang mengurangi durasi tidur sangat mungkin bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap predator. Hal itu diungkapkan Dr. John Lesku dari La Trobe University, Melbourne, Australia.
Sebaliknya, predator mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur, terutama ketika dalam satu koloni besar. Singa terkenal karena kebiasaan berbaring hampir sepanjang hari. Bahkan di penangkaran, singa diketahui tidur selama 10 hingga 15 jam sehari.
ADVERTISEMENT
Contoh lain adalah armadillo, mamalia ‘berlapis baja’ berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Hewan soliter itu memiliki kebiasaan tertidur 18 jam sehari di liang bawah tanah. Para ilmuwan menduga armadillo juga makan di dalam liang, karena sarangnya sering ditemukan berada di dekat sumber keberadaan rayap.
Seekor kelelawar kecil dalam sebuah penelitian pada tahun 1969, tercatat sebagai hewan yang tidur paling lama. Makhluk yang tinggal di gua itu menutup mata selama 19,9 jam dalam periode 24 jam. Ilmuwan berasumsi bahwa individu itu merupakan kelelawar yang terancam bahaya, dan mungkin sebelumnya belum tidur sama sekali. Ketika menjadi terlelap lama, kelelawar bisa dalam kondisi yang disebut dengan kelambanan.
ADVERTISEMENT
Kelambanan pada dasarnya berbeda dengan tidur. Ini adalah semacam dormansi, yaitu laju metabolisme dan suhu tubuh turun. Tak hanya itu, aktivitas otak juga menurun drastis. Tujuan dari kelambanan ini adalah untuk menghemat energi.
Banyak hewan dapat masuk ke keadaan hemat energi yang lain, disebut ‘mati suri’. Ketika hewan mati suri selama periode suhu dingin, ilmuwan menyebutnya hibernasi. Sedangkan, dalam suhu tinggi dikenal sebagai aestivation. Beberapa hewan ditemukan mati suri setiap hari. Menurut sebuah penelitian pada tahun 2014, badger Amerika, sejenis luwak, dapat bertahan dalam keadaan mati suri dengan durasi 14 jam.
Tim ilmuwan lain menguji aktivitas otak hewan yang sedang terlelap dengan menggunakan ‘si tukang tidur’ paling terkenal, yaitu kungkang. Terdapat perbedaan signifikan antara kungkang penangkaran dan yang hidup di alam liar.
ADVERTISEMENT
Kungkang yang hidup di penangkaran diketahui tidur lebih dari 15 jam. Pada tahun 2008, peneliti menemukan bahwa kungkang liar tidur dengan durasi yang jauh lebih sedikit, yaitu hanya 10 jam. Durasi ini hampir sama dengan singa, dan jauh lebih sedikit dari koala atau hewan peliharaan lainnya. Kungkang mungkin telah berevolusi untuk berbaur dengan lingkungannya dengan menggunakan adaptasi yang sangat bagus.