Kucing Sebagai Hewan Suci Bagi Bangsa Mesir Kuno

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
3 Desember 2020 19:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Piramida Mesir dan patung Sphinx. Foto: NadineDoerle from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Piramida Mesir dan patung Sphinx. Foto: NadineDoerle from Pixabay
ADVERTISEMENT
Bangsa Mesir kuno dikenal dengan sejarah dan peninggalannya yang menakjubkan, seperti piramida, patung Sphinx, atau Cleopatra, wanita paling populer sepanjang sejarah. Faktanya, peradaban Mesir juga menghormati banyak makhluk, salah satunya adalah kucing yang berada pada tempat istimewa bagi bangsa itu.
ADVERTISEMENT
Orang Mesir sangat mencintai kucing dan sering menempatkan keselamatan kucing di atas dirinya sendiri. Misalnya, ketika rumah terbakar, orang Mesir pertama-tama akan menyelamatkan kucing lalu kembali untuk mengambil barang-barang pribadi lainnya.
Ketika kucing mati, keluarga akan mencukur alis sebagai tanda berkabung dan akan tetap berduka sampai alis tumbuh kembali. Berdasarkan situs Abc Science, terdapat beberapa alasan mengapa kucing menjadi hewan yang begitu suci dan dipuja oleh bangsa Mesir kuno.

Sebagai pelindung makanan

Peninggalan bangsa Mesir kuno. Foto: Youtube .dok/New Historia
Kucing pertama kali didomestikasi di Mesir sekitar 10.000 tahun yang lalu setelah beberapa ekor tersesat di peternakan. Masyarakat Mesir kuno yang berprofesi sebagai petani menghadapi masalah untuk menjauhkan hama, seperti tikus dan ular. Sehingga disini kucing memainkan peran penting dalam mengusir hewan pengganggu.
ADVERTISEMENT
Orang Mesir kuno belajar bahwa kucing liar dapat menyelamatkan hasil panen dengan memberi hewan makan terlebih dahulu. Tak lama kemudian, banyak rumah tangga mulai menyisihkan makanan untuk kucing. Bahkan, hampir semua rumah tangga di negeri itu memiliki kucing, yang membantu menjauhkan hewan pengerat dan ancaman lainnya.
Hubungan ini dianggap sebagai hubungan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan. Kucing senang hidup bersama manusia karena pasokan makanan akan terjamin, baik itu dari hewan hama maupun makanan dari tuannya. Di sisi lain, orang Mesir mendapatkan pengendali hama secara gratis.
Ketika orang Mesir banyak yang bermigrasi, seperti merantau dan melaut untuk berdagang, mereka tetap membawa kucing kemanapun berada. Begitulah cara kucing diperkenalkan di banyak tempat di seluruh Mesir.
ADVERTISEMENT

Keyakinan dan mitos tentang kucing

Selain penampilan fisiknya, kucing juga dikenal sangat dihormati dari sudut pandang spiritual. Misalnya, banyak orang Mesir percaya bahwa jika seekor kucing muncul dalam mimpi, maka keberuntungan akan segera datang.
Tak hanya sampai disitu, kucing dikaitkan dengan banyak agama selama zaman Mesir kuno. Dewi Mafdet yang menyerupai cheetah, adalah salah satu dewi paling awal di Mesir. Mafdet dipuja oleh orang yang mencari perlindungan dari makhluk berbisa, seperti ular, dan juga karena sang dewi mewakili keadilan.
Namun, Bastet adalah yang paling terkenal di antara semua dewi kucing. Bastet, yang menyerupai setengah kucing dan setengah wanita, dikenal sebagai penjaga rumah, penjaga melawan kejahatan hingga penyakit. Orang-orang memujanya secara luas, karena Bastet dikaitkan dengan kewanitaan dan kesuburan.
ADVERTISEMENT

Pengabdian setia kepada kucing

Pada Pertempuran Pelusium (525 SM), dikatakan bahwa Cambyses II dari Persia mengetahui kecintaan bangsa Mesir pada kucing. Cambyses II ingin memanfaatkan kesempatan itu untuk menakhlukan Mesir. Dia meminta anak buahnya untuk mengumpulkan kucing sebanyak mungkin dan melukis gambar hewan itu di perisai pertempuran.
Ketika Cambyses II bersama prajurit berbaris menuju kota Pelusium, beberapa kucing memimpin jalan, sedangkan sisanya dipegang dalam pelukan tentara Persia. Bangsa Mesir begitu enggan untuk bertempur karena takut melukai kucing. Sehingga mereka menyerah membiarkan kerajaan Mesir ditaklukkan oleh Persia.
Demikian pula banyak hukum diberlakukan untuk melindungi kucing selama zaman kuno. Manusia akan diancam hukuman kematian jika ditemukan sengaja atau tidak sengaja membunuh kucing. Perdagangan dan ekspor kucing ke negara lain ketika itu juga ilegal.
ADVERTISEMENT
Kucing yang mati akan dimumikan dan pemiliknya harus meninggalkan makanan untuk mumi. Terkadang, kucing bahkan dikuburkan bersama pemiliknya untuk menunjukkan kecintaan dan kesayangan pada hewan peliharaannya.